HTI Press. Demikianlah tema yang diusung oleh DPD HTI Metro Surabaya dalam agenda Liqo’ Muharram 1433 H. yang digelar secara maraton di 8 lokasi kecamatan berbeda selama bulan Muharram ini. Ini adalah cara HTI Metro Surabaya dalam menyambut tahun baru Islam kali ini dengan jalan mencerahkan umat untuk mengingatkan kembali kesadaran akan makna-makna penting dalam peringatan tahun baru Islam yang identik dengan peristiwa Hijrah. Sementara Hijrah sendiri identik dengan perubahan. Dan perubahan inilah yang sekarang diinginkan oleh umat manusia di seantero dunia termasuk yang tercermin dalam aksi global occupy wall street. Dunia harus berubah saat ini juga. Dan agar perubahan ini hakiki maka haruslah didorong kepada perubahan menuju kehidupan Islam dengan ditegakkannya Khilafah.
Acara yang dikemas santai namun penuh suasana semangat dan keakraban ini mengusung acara mulai dengan qiro’ah bit tartil, kalimah taqdim, kalimah hikmah dan seruan Muharram dengan diserta testimoni para tokoh yang menyampaikan mengapa mereka tertarik bergabung dengan HTI dan apa yang telah mereka rasa dan dapatkan sebelum dan sesudah bersama HTI. Juga diperkuat dengan multimedia berupa tayangan khusus dinamika dakwah HTI surabaya 2011 serta diselingi pembacaan puisi Hari Pertolongan.
Dalam kalimah taqdim shohibul bait menyampaikan bahwa sesungguhnya kita adalah bersaudara yang diikat oleh aqidah Islam yang sama. Untuk itu perjuangan penegakan syariah & khilafah hendaknya akan makin mengokohkan dan mewujudkan secara hakiki persaudaran dan persatuan umat Islam di dunia. Digambarkan pula bagaimana perjuangan ini telah mendapatkan dukungan semakin luas yang ditunjukkan dalam capaian event-event yang pernah digelar HTI selama ini. Alhamdulillah.
Adapun dalam kalimah hikmah dikupas tentang latar belakang dan urgensitas menyambut tahun baru hijrah. Yakni bahwa umat Islam jangan sampai gagal menangkap pelajar terpenting darinya yakni berupa tegaknya daulah Islam. Karena jika tidak maka umat akan melalui tahun baru-tahun baru ke depan tanpa perubahan dan hanya seremonial rutinitas belaka. Juga disampaikan tentang definisi hijrah serta makna dan aplikasi hijrah di masa kini yang ternyata sangat relevan dan aktual. Bahwa hijrah Nabi saw. telah mewujudkan 3 tonggak monumental yakni tonggak pemisah al haq dan al bathil, tonggak tegaknya negara Islam pertama dan tonggak kebangkitan umat Islam hingga mampu meyebarkan hidayah Islam ke 2/3 dunia. Tongga pemisah kebenaran dan kebatilan, keimanan dan kekufuran ini sangat penting karena saat ini ketika tidak
ada lagi tonggak ini maka masyarakat kaum muslim didominasi oleh pemikiran, perasaan dan aturan kufur sebagaimana demokrasi yang harus dibaca sebagai pembajakan hak Allah dalam membuat hukum, perampasan posisi Al Hakim dimana mendudukan kedaulatan manusia (rakyat) di atas kedaulatan Allah Swt. Begitu pula keberadaan HAM yang harus dibaca sebagaimana realitasnya telah mengkriminalkan syariah Islam dan mengkriminalkan semua penyeru syariah para pengemban dakwah sampai-sampai untuk itu diperlukan untuk dibuatkan UU berupa UU intelijen. Sementara dominasi kapitalisme yang harus dibaca sebagai bentuk legalisasi perampokan harta dan aset kekayaan umat atau dengan kata lain penjajajahn yang telah menjadikan rakyat makin melarat dan masih banyak lagi pemikiran batil yang tidak bisa dibaca denang jelas oleh kaum muslim sendiri saat ini.
Yang paling menarik dalam acara ini adalah pengalaman para tokoh yang menyampaikan testimoni bagaimana mereka mengenal dan tertarik dengan HTI. Seperti yang diungkap oleh Pak Hardjo di Liqo
Muharram Tandes yang menyampaikan ada 4 hal yang membuat dirinya kepincut untuk bergabung HTI yakni pertama bahwa hanya HTI yang memiliki tujuan perjuangan paling jelas yang lain masih kabur, muter-muter dan tidak tahu mau dibawa ke mana. Jadi penerapan syariah dengan khilafah itu betul-betul clear, aplikatif dan sangat aktual. Kedua bahwa hanya HTI yang memiliki keunikan dakwahnya ada di mana-mana, diterima dan didukung oleh berbagai macam suku bangsa dis eluruh dunia, ada apa ini ? serunya penuh tanya. Jika bukan gerakan yang kuat, hebat dan teruji niscaya tidak mampu memiliki kemampuan seperti ini. Ternyata setelah saya renungkan faktor ketiga lah yang jadi jawabannya yakni bahwa dakwa HTI bukan untuk golongan tertentu tapi benar-benar untuk umat Islam sehingga diamnapun di dunia ada umat Islam maka perjuangan HT pasti didukung. Sementara yang lain masih sarat kepentingan individu, kelompok dan bersifat nasionalis bukan untuk umat Islam seluruhnya. Dan keempat faktor personalitas aktifisnya. Demikian cerita Bapak Hardjo secara panjang lebar.
Sementara Seruan Muharram mengajak semuanya untuk bersatu melaksanakan kewajiban besar yakni menegakkan kembali Khilafah Islamiyah yang akan membawa rahmatan lil ‘alamin.
Demikianlah acara liqo’ muharram 1433 yang telah dilaksanakan di 4 lokasi yakni di gedung pertemuan kelurahan Wiyung (26/11) dengan dihadiri 150 warga, di warung wulan Tandes (27/11) dihadiri 100 warga, di balai RW X rusun penjaringan sari Rungkut (3/12) yang dihadiri 70 warga dan di aula PDAM Surabaya Tambaksari dengan peserta 350 orang (4/12). Dan akan menyusul berikutnya di aula penginapan remaja Sawahan (10/12), gedung YPAC Semolowaru (11/12), aula balitbang kesehatan Indrapura Krembangan (18/12) dan wisma bahagia IAIN Sunan Ampel (12/12). Semoga umat tercerahkan dan bersama menyongsong abad khilafah dengan melakukan kembali hijrah kedua di masa kini. (li-sby)
GELORA pENEGAKKAN sYARIAH DAN kHILAFAH sEMAKIN MEMBAHANA…
SEMOGA MENJADI INDIKATOR SEMAKIN DEKATNYA PERTOLONGAN ALLAH…
Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan.