HTI Press. Dalam rangka sosialisasi dan penjaringan peserta Silaturahmi Umat islam Muharam (SILAMUH) 1433 H, yang diorganisir oleh DPD I HTI Jawa Tengah, pada 25 Desember 2011 mendatang di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, maka hari ahad, 11 Desember 2011, DPD II HTI Purbalingga dan DPD II HTI Banjarnegara mengadakan dauroh Muharam secara marathon bertemakan “Hijrah dan Kebutuhan Negara Islam” dengan menghadirkan pembicara KH. Ahmad Fadholi, Pimpinan Ponpes Nahdlatul Muslimah Solo dan aktivis HTI Jateng.
Dauroh pertama dimulai pagi hari pk. 8.30 sd 12.00, digelar di RM. Etnic Banjarnegara, yang Alhamdulillah dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari kalangan tokoh, asatidz dan pemuda se-kab. Banjarnegara. Dalam paparannya, KH. Ahmad Fadholi, menyampaikan bahwa syariah dan khilafah adalah solusi dan umat ini harus hijrah menuju system Khilafah. Pertanyaannya kemana kita harus berhijrah..? sementara system Khilafah tidak ada..? dan saat ini tidak ada tempat yang layak untuk kita berhijrah – beliau mencontohkan di Solo banyak ditemukan perempuan naik sepeda motor pake celana pendek, di Purbalingga dan Banjarnegara ternyata juga banyak ditemui perempuan bercelana pendek pake sepeda motor – jadi semua tempat saat ini tidak layak untuk berhijrah. Solusinya mari kita semua berjuang MENGUBAH system kapitalisme yang mengatur hidup kita saat ini dengan system syariah dan menegakkan Khilafah dengan mencontoh metode perjuangannya Rasulluloh SAW, itulah makna hijrah yang hakiki.
Siang harinya, pk. 13.30 sd 17.00 dauroh kedua digelar di RM. Sido Roso Purbalingga, alhamdulilah sekitar 30 orang, dari kalangan pengusaha, tokoh, takmir masjid hadir memenuhi undangan HTI Purbalingga. Dalam dauroh kedua ini, KH. Ahmad Fadholi menyampaikan bahwa problem mendasar dari segala carut marut kehidupan saat ini adalah diterapkannya system Demokrasi Kapitalis, yang memberikan wewenang kepada manusia (parlemen) untuk membuat hukum, akibatnya hokum bisa diperjualbelikan, dibuat sesuai dengan kepentingan-kepentingan. Jika korupsi saat ini tidak kunjung hilang dari Indonesia karena hokum untuk memberantas korupsi yang membuat juga para koruptor atau orang-orang yang dibayar oleh koruptor.
Beliau kemudian berpesan kepada umat islam hendaknya saat akan masuk parlemen, umat islam membaca doa “allahumma innii a’udzu bika minal khubutshi wal khabaa’its” (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki – laki dan syetan perempuan).
Dari respon peserta dauroh di Banjarnegara dan Purbalingga baik saat diskusi maupun kuisioner yang diedarkan oleh panitia semua peserta sepakat akan syariah dan Khilafah adalah solusi dan mendukung perjuangan yang dilakukan Hizbut Tahrir dengan menyatakan siap bergabung, berinteraksi dengan Hizbut Tahrir dan siap menghadiri forum-forum Hizbut Tahrir. (Humas HTI Purbanegara)