Emad Effat, seorang pejabat senior pada Departemen Dar Al-Ifta, Al-Azhar Mesir yang mengeluarkan fatwa, wafat pada hari Jumat akibat luka tembak saat terjadi bentrok antara tentara Mesir dengan para demonstran yang memprotes pemimpin militer negara itu di pusat kota Kairo. Bentrokan, yang berlanjut hingga hari Minggu, telah menewaskan 10 orang sementara ratusan orang lainnya terluka, yang menodai masa pemilu bebas pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pemilih.
Kepada Reuter, istri almarhum, Nashwa Abdel-Fattah, mengatakan bahwa peluru “mengenai bagian bawah bahunya menembus hingga kiri,” dan menambahkan dia tidak tahu siapa yang menembaknya. “Penembakan tidak hanya dilakukan dari atas, ada juga orang-orang di bawah,” katanya.
Menurut Ahram Online:
Nashwa Abdel-Tawab, istri almarhum Effat dan para wartawan Mingguan Ahram, mengatakan [dalam video] bahwa suaminya telah ikut dalam demonstrasi rakyat sejak mulainya pemberontakan di Mesir pada bulan Januari. “Selama terjadinya aksi duduk di Tahrir Square, dia bekerja di pagi hari dan di malam harinya dia menghabiskan malamnya di sana,” kenang Abdel-Tawab atas suaminya. “Dia tidak bisa bergabung dengan aksi duduk untuk memprotes Kabinet, dan ketika dia melihat [kekerasan], dia tidak bisa hanya berdiri menonton dan menyaksikan orang-orang sekarat, jadi dia turun ke jalan untuk memprotes hal itu.”
Pada pemakamannya pada hari Sabtu, ratusan pelayat meneriakkan “Turunkan pemerintahan militer.”
“Dia tak pernah menganjurkan kekerasan,” tambahnya. “Dia ada di sana untuk menunjukkan rasa solidaritasnya terhadap para pengunjuk rasa.” Effat, seorang pejabat senior pada otoritas keagamaan Al-Azhar yang berpengaruh, Dar Al-Ifta , wafat pada Jumat akibat luka tembak ketika polisi militer berusaha keras membubarkan para pemrotes yang melakukan aksi duduk.
Pemakaman Effat dilakukan pada hari Sabtu di hadapan ribuan pelayat, termasuk para pejabat Al-Azhar, para aktivis politik dan tokoh-tokoh Kristen Koptik, juga ikut serta tokoh pendeta Koptik Felopateer Gamil dan para anggota kelompok aktivis Koptik “Pemuda Maspero” .
Website Ikhwanweb, milik Ikhwanul Muslimin menulis:
Almarhum Sheikh Effat, yang wafat pada usia 52 tahun, juga melakukan sering berdebat dengan SCAF [aparat militer] setelah insiden Maspero mana sejumlah orang Kristen tewas dalam bentrokan dengan polisi militer. Dia menyerukan rakyat Mesir untuk bersatu dan melakukan penekanan untuk menyerahkan kekuasaan dari militer ke pihak sipil, dan memperingatkan semua rakyat Mesir – terutama kaum Muslimin – agar tidak jatuh ke dalam perangkap sektarianisme dan memicu konfrontasi antara Muslim dan Kristen yang dapat memperluas kekuasaan militer.
Laporan Reuters lebih lanjut tentang kerusuhan, baca disini dan disini.
Ribuan orang pelayat ikut berpartisipasi dalam upacara pemakanan pejabat Dar al-Iftaa yang ‘syahid’ – harian Independen Mesir (Al-Masry Al-Youm)
Ribuan orang berduka cita atas terbunuhnya seorang ulama di Lapangan Tahrir – Ahram Online
Kematian Emad Effat membuat duka mendalam di Kairo – Global Post
Dalam video Al-Jazeera di YouTube, Ulama Besar Sheikh Ali Gomaa, kepala Dar al-Ifta, berusaha untuk tetap berdiri ketika memimpin sholat jenazah bagi Effat di Mesjid al-Azhar hari Sabtu.
Dalam video YouTube ini, seorang seniman jalanan melukiskan potret Emad Effat pada dinding pada hari Sabtu sementara protes terus berlanjut.