Laporan majalah “The New Republic” membuka mata kita untuk melihat beberapa fakta menyedihkan, di mana Irak masih merupakan negara yang lemah, lembaga-lembaga politik yang tidak matang, kondisi pekerjaan secara umum tidak menarik, sementara korupsi membudaya dan mengakar. Dan sekiranya tidak ada minyak, niscaya tidak akan ditemukan di Irak adanya ekonomi riil.
Di sana juga ada masalah terorisme yang serius, dan ada hubungan dengan semua negara tetangga yang masih bermasalah. Begitu juga dengan sektarianisme yang masih berkobar dan menjadi sumber ketegangan. Apalagi angkatan bersenjata di negara ini masih sangat lemah untuk bisa mempertahankan perbatasan internasional.
Sehingga dengan melihat semua fakta-fakta ini, maka sangat mungkin sekali Irak kembali pada situasi kekacauan sebelumnya, serta kekacauan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Baghdad, yang kemudian diikuti tuduhan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Syiah terhadap Wakil Presiden Sunni yang akhirnya berlindung di Kurdi.
Semua fakta-fakta ini, mungkin akan menjadi prolog bagi sebuah jenis drama politik yang akan terus berlangsung untuk beberapa waktu di masa yang akan datang. (kantor berita HT, 27/12/2011).