Sekelompok umat Muslim di New York memboikot acara lintas agama tahunan yang diselenggarakan oleh Walikota Michael Bloomberg. Aksi boikot ini merupakan bentuk protes mereka terhadap tindakan Kepolisian yang memata-matai umat muslim di New York pasca tragedi 11 September.
Diketahui bahwa setiap tahunnya, Walikota Bloomberg mengundang sejumlah tokoh lintas agama untuk berkumpul bersama. Pada 30 Desember waktu setempat, sekitar 350 orang dengan latar belakang agama yang berbeda, termasuk Muslim, diundang untuk menghadiri sarapan pagi bersama yang digelar di salah satu ruangan di Perpustakaan Kota New York.
Namun, sekitar 15 undangan yang merupakan umat Muslim di New York menolak hadir. Mereka mengirimkan surat yang ditujukan kepada Walikota Bloomberg, yang isinya mengecam tindakan polisi yang terus memata-matai mereka sejak tragedi 11 September.
“Selama hak-hak masyarakat masih terang-terangan dilanggar, para pemimpin tidak bisa begitu saja muncul dalam acara pertemuan publik dengan pejabat pemerintahan, yang seharusnya bertanggung jawab, dan bahkan tersenyum pada kamera,” demikian bunyi surat tersebut dan dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/12/2011).
Kelompok yang melakukan aksi boikot ini juga mengutip laporan sejumlah media, yang menyebut polisi New York selalu memantau dan merekam aktivitas kehidupan sehari-hari para umat Muslim di New York City. Bahkan hal ini dilakukan tanpa didasari adanya kesalahan ataupun pelanggaran yang dilakukan mereka.
Menurut surat tersebut, polisi terus memonitor dan mengumpulkan informasi dari sekitar 250 lokasi di New York, seperti masjid, sekolah, dan pusat bisnis yang ada. “Hanya berdasarkan agama mereka dan bukan karena mereka menunjukkan perilaku yang mencurigakan,” demikian isi surat tersebut, mengutip laporan sejumlah media.
Surat yang ditujukan bagi Walikota Bloomberg ini ditandatangani oleh sejumlah tokoh muslim New York, diantaranya Imam Al-Hajj Talib Abdur-Rashid selaku Pemimpin Dewan Islam New York, Ahmed Jamil dari Muslim American Society, dan Aisha al-Adawiya dari kelompok ‘Women in Islam‘. Selain itu, sejumlah tokoh lintas agama juga ikut menandatangani surat tersebut. Mereka adalah para Rabi dan pendeta Protestan, seorang suster Katholik, dan sebuah kelompok yang menamakan dirinya ‘Jews Against Islamophobia‘.
Namun, dalam sambutan saat acara lintas agama tersebut, Walikota Bloomberg sama sekali tidak memberikan komentar soal aksi boikot tersebut. Tapi beberapa waktu lalu Bloomberg sempat memberikan tanggapan soal tudingan polisi memata-matai umat Muslim New York.
“Kami tidak menargetkan kelompok etnis tertentu. Beberapa laporan tentang hal itu tidak akurat. Kami mendatangi lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan ancaman,” tutur Bloomberg kepada WOR Talk Radio News. (detiknews.com, 31/12/2011)