Breivik, Teroris Norwegia, Tidak Gila!

Sejumlah pakar yang memonitor teroris Norwegia, Anders Behring Breivik, menyatakan, mereka yakin pemuda itu tidak gila dan tidak dalam pengaruh obat-obatan, seperti dilaporkan BBC, Rabu (4/1/2012). Hal itu mementahkan kesimpulan yang disampaikan para psikiater yang ditunjuk pengadilan pada November 2011 lalu.

Sebuah tim pakar mengambil kesimpulan bahwa Breivik “tidak gila” itu setelah mengawasi kesehariannya di penjara, jelas jaksa penuntut umum yang menyerahkan laporannya ke pengadilan.

Sebelumnya, dua psikiater yang ditunjuk pengadilan menyatakan bahwa Breivik gila. Kesimpulan itu diambil setelah mereka mewawancarai Breivik dalam 13 kesempatan. Kesimpulan itu diperdebatkan oleh para pakar kesehatan mental dan pengacara yang mewakili keluarga korban pembantaian itu. Keluarga korban menuntut agar pengadilan Oslo memerintahkan evaluasi kedua.

Sekalipun demikian, jaksa penuntut umum Svein Holden mengatakan dalam suratnya ke pengadilan bahwa dia tidak mencari evaluasi lain. Baru-baru ini Breivik mendapat akses untuk berbicara dengan media di penjara. Menurut Holden, Breivik bisa saja mencoba memanipulasi pakar-pakar baru untuk menguntungkannya. Holden memilih memberi kesempatan para pakar untuk bersaksi di persidangan mendatang.

Breivik mengakui bahwa dia yang meledakkan bom di perkantoran pemerintah di Oslo hingga menewaskan delapan orang, kemudian menembaki peserta perkemahan musim panas organisasi pemuda Partai Buruh di Pulau Utoya yang menewaskan 69 orang.

Dalam suratnya ke pengadilan, jaksa Holden mengatakan, empat psikiater di penjara Ila, Oslo, tempat Breivik ditahan, menyatakan bahwa mereka tidak mendapati tanda-tanda Breivik gila. Menurut mereka, Breivik juga tidak menderita skizofrenia dan tidak memerlukan pengobatan. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, Breivik tidak berisiko tinggi melakukan bunuh diri.

John Arild Aasen, salah seorang pengacara korban, mengatakan, kesimpulan terakhir soal kondisi kejiwaan Breivik sangatlah penting. “Hal itu jelas mengindikasikan bahwa ada kontroversi ilmiah yang perlu dipertimbangkan dan perlunya penyelidikan lebih lanjut,” kata Aasen.

“Kami khawatir pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan para psikiater dengan tersangka Breivik tidak cukup untuk mengungkap kondisi kejiwaan yang sebenarnya,” lanjut Aasen.

Menurut Aasen, ketakutan terbesar para kliennya adalah Breivik bisa bebas dalam beberapa tahun mendatang.

Breivik dijadwalkan menjalani persidangan pada 16 April mendatang. Dia menghadapi dakwaan tindakan terorisme, baik dia dinyatakan gila maupun sehat. Jika Breivik dinyatakan bersalah tetapi gila, dia akan dirawat di rumah sakit jiwa, bukan di penjara.(kompas.com, 5/1/2012)