Setelah sepekan dihantam aksi unjuk rasa dan pemogokan nasional akhirnya Presiden Nigeria Goodluck Jonathan akhirnya ‘mengalah’ dan memutuskan segera menurunkan harga BBM.
Jonathan mengatakan harga BBM akan diturunkan sekitar 30% karena penderitaan yang dirasakan rakyat Nigeria.
“Pemerintah tetap akan melanjutkan upaya deregulasi kebijakan sektor BBM,” kata Jonathan dalam pidato televisinya.
“Namun melihat kesulitan hidup warga Nigeria dan setelah mempertimbangkan serta berkonsultasi dengan para gubernur dan pimpinan Dewan Nasional, pemerintah sepakat menurunkan harga BBM menjadi 97 naira (Rp5.500) per liter,” tambah Jonathan.
Pidato ini disampaikan setelah pemerintah Nigeria gagal mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja untuk menghentikan aksi mogok nasional mereka.
Bahkan Kongres Buruh Nasional Nigeria mengancam akan melanjutkan unjuk rasa meski meminta para pekerja untuk berdiam diri di rumah masing-masing.
Keputusan pemerintah ini diharapkan bisa menghentikan aksi unjuk rasa yang sudah berlangsung beberapa hari dan mengakibatkan sedikitnya 600 orang terluka.
Pengaruhi pasar
Aksi mogok yang juga diikuti para pekerja perminyakan ini dipastikan akan mempengaruhi pasar minyak global.
Sebab Nigeria adalah produsen minyak mentah terbesar keenam di dunia demikian laporan wartawan BBC di Abuja Mark Doyle.
Minyak mentah memasok 80% pendapatan Nigeria, namun karena korupsi dan salah urus negeri itu tak memiliki satupun sarana pengolahan minyak mentah.
Akibatnya Nigeria harus mengimpor seluruh kebutuhan BBM-nya.
Aksi mogok nasional ini dipicu kebijakan pemerintah Nigeria yang mencabut subsidi BBM sejak 1 Januari lalu.
Kebijakan tidak populer ini langsung membuat harga BBM di negeri itu melonjak dua kali lipat.
Sebelumnya satu liter bensin di Nigeria dihargai 65 naira atau sekitar Rp 3.300. Kini harga BBM di negeri itu menjadi 140 naira atau sekitar Rp7.500.
Situasi ini, lanjut Doyle, merupakan pukulan berat bagi sebagian besar penduduk Nigeria yang hidup di bawah garis kemiskinan. (bbc.co.uk, 16/1/2012)
ya begitulah jika negeri dipimpin oleh bukan ahlinya dan ditambah lagi dengan sistem yang tidak benar,,ya wajar terjadi seperti ini,,,makanya gunakan hukum Allah…biar kepemilikan umum, kepemilikan negara, dan kepemilikan individu itu jelas,,bukan asal buat hukum yang berasal dari otak manusia yang terbatas,,,
aturan itu harus berasal dari sang pencipta manusia,alam dan kehidupan ini…agar semuanya sejahterah tentram dan damai,,,dan tidak ada terjadi perdebatan masalah UU…ngapain repot2 bikin aturan,,,kan sudah ada dari sang pencipta,,,gitu loh,,,manut aja sama sang pencipta,,jangan buat yang gak2,,,ok saatnya khilafah memimpin dunia