Letnan Jenderal Muhammad Ahmad Aradaib Komandan Pasukan Pengawal Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit mengungkapkan bahwa kunjungan yang dilakukan Salva Kiir baru-baru ini ke Israel adalah dalam rangka untuk menyusun tindakan permusuhan terhadap Sudan.
Aradaib memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Sudan “Akhir Lahza” dari meremehkan masalah ini. Ia menekankan bahwa Israel akan mendukung dan memberikan senjata kepada gerakan-gerakan yang membuat pangkalan di Sudan Selatan.
Aradaib menambahkan dalam pernyataan yang pertama kalinya dalam hal ini: “Saya tidak melihat pada Salva Kiir kecuali ia seorang yang telah disesatkan oleh sejumlah orang di sekitarnya. Ia orang yang begitu mencintai Sudan Utara. Dan aku adalah Komandan Pengawal pribadinya, serta penasihatnya selama bertahun-tahun. Namun orang-orang itu menggiring Salva Kiir pada permusuhan Sudan, dan menghubungkannya dengan Israel. Orang-orang ini yang menjerumuskan Salva Kiir. Dan saya telah memperingatkannya dari bahaya orang-orang ini. Sebab tidak telihat dalam diri Salva Kiir, kecuali ia seorang manusia yang lemah, dan bukan seorang negarawan. Dan saya telah menasihatinya, serta mengatakan kepadanya menjauh dari bahaya orang-orang ini.”
Lebih lanjut, Aradaib yang telah 16 tahun bekerja dengan Salva Kiir ini menjelaskan: “Kami tidak mengira bahwa Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM) akan mengkhianati kami, dan bekerja untuk pemisahan. Oleh karena itu, kami tidak berprasangka buruk menyikapi program-program politiknya, di mana dalam pandangan kami, bisa mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Sudan.”
“Rakyat Sudan Selatan sebenarnya tidak ingin memisahkan diri. Namun kelompok yang berkuasa di Sudan Selatan menggiring rakyat Sudan Selatan agar menyambut pemisahan,” lanjutnya.
Aradaib menegaskan bahwa Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM) memiliki agenda asing yang bekerja untuk diimplementasikannya. “Sayangnya, kami tidak banyak mengetahui agenda di dalamnya. Namun saya dan banyak dari para pengikut gerakan ini di Pegunungan Nuba dan Blue Nil yang yakin bahwa Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM) telah mengkhianati janji-janjinya pada mereka, bahkan mengkhianati dunia dan saksi-saksi internasional.”
Dalam hal ini, saya mengakui bahwa ada negara yang sangat berambisi untuk memecah Sudan, khususnya AS, di mana kami tahu bahwa AS selalu bekerja untuk kepentingan Israel, bahkan AS dan yang lainnya juga bekerja siang dan malam untuk menyerang Islam dan memblokadenya di Afrika (islamtoday.net, 21/1/2012).