Seorang analis politik senior, Webster Griffin Tarpley, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Inggris saat ini sedang menghidupkan kembali agenda mereka di Irak dulu dalam menghadapi Iran. “Kami sekarang mengetahui bahwa skenario yang sama sedang dijalankan untuk Iran, yaitu penyalahgunaan atau pembajakan Dewan Keamanan PBB,” jelasnya yang dilansir irib.ir, Senin (30/1).
Dalam krisis politik Global ini, jelas dia, Rusia dan Cina tidak boleh hanya duduk dan menonton ancaman-ancaman Barat dan AS terhadap Iran, karena mereka akan menjadi target berikutnya.
“Masyarakat Rusia dan Cina harus memahami dengan baik bahwa jika mereka hanya berdiam diri dan membiarkan ancaman itu terus terjadi, akhirnya mereka sendiri akan menjadi sasaran berikutnya,” kata Tarpley yang juga penulis dan sejarawan Amerika Serikat.
Ia mengatakan, pada saat Rusia dan Cina menjadi target berikutnya, maka kenyataannya tidak akan ada lagi negara yang bisa melawan hegemoni Barat dan AS.
AS, negara barat, dan sekutunya menuduh Republik Islam mengejar program nuklir militer dan menggunakan klaim ini untuk meloloskan empat putaran sanksi Dewan Keamanan dan serangkaian embargo sepihak terhadap Tehran. Iran berkali-kali membantah keras tuduhan itu dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil, seperti pembangkit listrik dan penggunaan medis. (republika.co.id, 30/1/2012)