HTI Press. Sore hari di pusat keramaian jalan menuju obyek wisata pantai Tanjung Pasir, Tangerang, tepatnya di simpang tiga pasar Kampung Melayu, Kec. Teluk Naga, Kab. Tangerang, mendapat suguhan aneh yaitu adanya dakwah orasi jalanan. Apalagi tema dakwahnya yang diusung lebih aneh bagi masyarakat umum, sebagaimana tulisan di spanduk yaitu ” Tolak Liberalilasi Migas, Tolak Pembatasan BBM Bersubsidi. Demikian salah satu kesimpulan sebagian masyarakat.
Keanehan ini sangat wajar, karena ini suatu kawasan pinggiran Tangerang, tidak biasa adanya aksi seperti itu. Demikian juga pihak keamanan Polsek Teluk Naga, nampaknya sangat khawatir, tiga orang polisi malam Ahadnya menelepon ketua DPC HTI Sepatan Tangerang Pantura, Ust. Sofyan Ilyas, meminta kegiatan diundur, padahal surat pemberitahuan sudah disampaikan sejak 4 hari sebelum aksi. Alhamdulillah dengan koordinasi yang baik aksi simpatik berlangsung, dimulai pukul 16.10WIB dengan pengawalan cukup banyak personil keamanan termasuk Kapolsek Teluk Naga pun hadir. Seribu nasroh Press Release Jubir HTI tentang Tolak Liberalisasi Migas pun disebar oleh para syabab HTI.
Para orator menyampaikan tema-tema. Subsidi Hak Rakyat ( Ust. Damsiki), Strategi Asing menguasai Migas RI (Ust. Dedi Mustofa ), Kritik Pada Penguasa ( Ust. Abu Farah), Keuntungan Pihak Asing (Ust. Nurzaman), Hukum Islam tentang Kepemilikan Umum (Ust. Hudori), Penyesatan Opini Publik (Ust. Ruhiyat ), Sekilas HT (Ust. Sofyan Ilyas), Seputar Maulid (Ust. Munir) dan Do,a (Ust. Fadil Yusuf).
Dalam uraian orasinya tentang strategi asing menguasai migas kita, Ust. Dedi Mustofa mengatakan bahwa kedhaliman penguasa berupa pembatasan subsidi BBM atau Kenaikan BBM, adalah menjadi legal di mata hukum diawali setelah adanya UU Penanaman Modal dan UU Migas. UU itu mengharuskan adanya pasar bebas BBM, harga BBM harus sesuai pasar dunia, dengan kata lain BBM dinaikan harganya.
Kedholiman ini makin menghentakkan dada masyarakat, ketika melihat pesta pora wakil rakyat (DPR) menghabiskan dana miliyaran untuk sebuah gedung Banggar dengan fasilitasnya. Kursi contohnya, buatan Jerman seharga sekitar 24 juta, demikian disampaikan Ust. Ruhiyat.
Ust. Sofyan, mengenalkan sekilas Hizbut Tahrir, yaitu partai politik dengan mabda (asas) Islam tujuannya untuk melanjutkan kehidupan Islam, dengan cara menegakan khilafah serta dakwah ke seluruh dunia. Renungan dan Do.a mengakhiri aksi yang berlangsung tertib, dan selesai pukul 17.20 WIB.[]Sofyan Ilyas