Sebuah dokumen rahasia terungkap, ternyata Amerika Serikat (AS) dan Inggris merencanakan sebuah perubahan rejim di Suriah sejak musim gugur lalu, tahun 1957. Mereka akan melakukannya, dengan melalui operasi intelijen dan sabotase.
“Setelah keputusan politik telah tercapai untuk melanjutkan gangguan internal di Suriah, CIA dipersiapkan, dan Intelijen Rahasia (MI6) akan mencoba untuk melakukan sabotase kecil dalam insiden Suriah, melalui kontak dengan individu,” kata sebuah dokumen intelijen AS-Inggris yang bocor.
Pada artikel barunya, analis politik Felicity Arbuthnot mengungkapkan dalam dokumennya, insiden tidak harus terkonsentrasi di Damaskus dan rasa takut,insiden perbatasan serta bentrokan perbatasan akan menjadi alasan untuk intervensi CIA. “Sementara MI6 harus menggunakan kemampuan psikologis dan tindakan untuk meningkatkan ketegangan,”tulis dokumen tersebut.
Arbuthnot menulis, rencana 1957 antara Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan dan Presiden AS saat itu, Dwight Eisenhower mendukung rencana CIA dan MI6 untuk tahap insiden perbatasan palsu sebagai alasan untuk invasi Suriah dan didukung oposisi Suriah yang pro-Barat.
Menurutnya, dokumen lama menunjukkan kerusuhan yang sekarang terjadi di Suriah mungkin hasil dari keterlibatan langsung agen mata-mata Barat.
Dia menambahkan bahwa CIA dan MI6 berencana untuk menyulut pemberontakan internal dan mengganti pemerintah Baath yang berhaluan komunis dengan rejim yang pro Barat. (republika.co.id, 9/2/2012)