Sebuah pesan yang jelas bergemuruh di jalanan kota Sanaa setelah sholat Jumat, saat puluhan ribu demonstran Yaman menyatakan bahwa revolusi mereka akan terus berlanjut, bahkan setelah pemilu pada 21 Februari mendatang.
Para pengunjuk rasa pada hari Jumat (10/2) meneriakkan revolusi mereka akan terus berlanjut, hingga orang-orang Yaman yakin terhadap semua tuntutan mereka.
Ketika ditanya tentang pemilu tanggal 21 Februari mendatang, beberapa demonstran memuji itu, dengan alasan bahwa itu akan menjadi strategi politik untuk mengakhiri 33 tahun kekuasaan Ali Saleh. Namun banyak demontran mengatakan mereka akan menolaknya sebagaimana mereka menolak inisiatif GCC yang telah disepakati tahun lalu di Riyadh.
Para pengunjuk rasa juga menyatakan bahwa pemilu presiden mendatang adalah rencana para kapitalis yang bertujuan untuk memalingkan tuntutan rakyat Yaman yang sebenarnya.
Para demonstran ini mengatakan bahwa kapitalisme dan komunisme telah gagal, dan bahwa sekarang adalah waktu untuk kebangkitan Islam.
Menurut inisiatif kesepakatan perdamaian yang ditandatangani oleh anggota oposisi dan pejabat rezim, Mansour Hadi akan memikul kepemimpinan pada pemilu 21 Februari mendatang dan akan memimpin urusan negara selama dua tahun dengan bantuan pemerintah rekonsiliasi.
Pemilu adalah momen dimana semua warga Yaman berkumpul bersama untuk memilih calon presiden. Namun dalam pemilihan ini, warga Yaman tidak akan memiliki banyak pilihan, karena Mansour Hadi merupakan satu-satunya calon yang akan menjadi Presiden Yaman berikutnya. Banyak orang telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemilu, dan akan terus turun ke jalan untuk menyerukan jatuhnya kapitalisme dan kebangkitan Islam. (mediaumat.com, 12/2/2012)
Wahai negri para imam menimba ilmu bangkit bersama tegakkan khilafah islamiyah Allohu Akbar….