Hizbut Tahrir Tolak Valentine

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Sumsel secara tegas menolak perayaan Valentine dan Tahun Baru yang kerap dirayakan sebagian remaja kota Palembang.

Sebab, kedua perayaan itu terindikasi menjadi moment bagi remaja melakukan perilaku seks bebas. Hal tersebut disampaikan Pengurus MHTI DPD I Sumsel, Qisthy Yetty Handayani kepada wartawan,di kantor Sekretariat HTI Palembang,kemarin. Menurut dia, perilaku seks bebas yang dilakukan kaum muda saat ini makin menggila. Bukan hanya di tempat tertutup, kini tak sedikit remaja yang berani mengumbar hubungan tak wajar di tempattempat terbuka. Hal itu diperparah dengan kebiasaan baru masyarakat yang gemar merayakan hari Valentine dan Tahun Baru,sebagai moment merayakan perilaku sesat tersebut.

“Kalau tidak diberantas ini membahayakan. Sama seperti fenomena gunung es, ini akan mempengaruhi kualitas generasi penerus bangsa.Satu-satunya jalan melibas masalah seks bebas ini adalah dengan menggunakan solusi Islam” jelasnya. Berdasarkan hasil survei, dan pantauan di lapangan ditemukan bahwa pelaku seks bebas kebanyakan dilakukan kalangan mahasiswa.Dari sekitar 691 responden pada Desember 2010 hingga Januari 2011 didapati sekitar 15,38% mahasiswa pernah melakukan hal tersebut. Tidak sebatas itu saja, berdasarkan data dari KPA menunjukkan bahwa 73% penderita HIV-AIDS disebabkan oleh hubungan seks bebas.

“Data yang kita dapat ya seperti itu. Sebagian besar mahasiswa sudah melakukan seks bebas. Jadi, sepertiga penduduk Palembang ini sudah diintai HIV-AIDS”jelas Qisthy. Maraknya peilaku sesat ini, anjut Qisthy, juga dipicu kurang agresifnya pemerintah memberikan solusi penyelesaian atas masalah ini.Bahkan,pemerintah dinilai tidak memiliki keberanian menentang pemilik kaum kapitalis, yang dianggap memiliki pengaruh besar menjerumuskan remaja melakukan perilaku negatif tersebut. Mengacu dari persoalan itulah, lanjut dia, MHTI terus berupaya mencerdaskan masyarakat dengan norma-norma keislaman.

“Kalau kita lakukan pembinaan terus, kita yakin kepribadian yang takut akan dosa bisa ditumbuhkan,” tukasnya. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Sekretaris DPD I MHTI Sumsel, Evie Haryati mengatakan, Negara harusnya melarang penyebaran pemikiran bebas yang saat ini berkembang dalam kehidupan masyarakat. “Kenapa itu dilarang.Karena jika keluarga, sekolah dan masyarakat menanamkan nilai utama bahwa setiap perilaku dan ekspresi manusia terkait dengan syariat Islam, maka kita tidak akan bebas dari tanggung jawab di hadapan Allah. Jadi kita akan selalu menjaga diri,”ujarnya.[]

2 comments

  1. fathul mubina

    siiip saya setuju nie tentang artikel ini coz menurut saya hari valentine n tahun baru adalah perayaan umat nasrani,seharusnya umat islam lebih menghargai hari tahun baru hijriah n menghargai idul fitri sebagai pengganti hari valentine. mifta@ beruntung banget lu

  2. miftahul salman

    saya baru tau agama tapi saya beuntung karna ada seseorang wanita berasal dri palembang juga, telah menuntunku untuk menjalani agama saya lebih dalam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*