Krisis yang telah berlangsung di AS terus memunculkan sejumlah dampak sosial. Salah satu fakta tentang itu adalah semakin menjamurnya warga tuna wisma di negara tersebut.
Laman ekonomi The Economic Collapse memaparkan fakta tersebut. Menurut laman tersebut, saat ini sejumlah keluarga Amerika tinggal di selokan dan di terowongan-terowongan kering. Sebagian lainnya tinggal di tenda-tenda atau mobil.
Mereka memindahkan perabot mereka ke dalam tenda atau mobil dan hidup di sana hingga waktu yang tidak mereka ketahui. Ulasan tersebut juga menyebutkan bahwa tidak sedikit keluarga Amerika yang membuat sup saus saja untuk makan malam mereka, atau bahkan menjadikan tikus sebagai menu bersantap.
Disebutkan pula, rumah-rumah penampungan tidak lagi bisa menampung para tuna wisma baru. Dan hal itu, menurut laman tersebut, sama dengan membuat mereka keluar dari kota dan hidup dengan tenda di hutan-hutan.
Saat ini, penduduk AS yang hidup di bawah garis kemiskinan mendekati 50 juta jiwa, dan terus meningkat setiap harinya. Dan tidak hanya itu, sebanyak 80.000 orang pengangguran di Michigan disebut-sebut akan kehilangan uang tunjangan mereka.
Dalam laman tersebut, disertakan pula sebuah video berjudul “Poor America” yang dibuat BBC. Video itu menampilkan kondisi kontras yang terjadi di pusat kota Las Vegas dan sudut lain kota tersebut. Dalam video tersebut, tim BBC melakukan penelusuran ke gorong-gorong, selokan, tenda-tenda pemukiman di hutan, dan rumah-rumah mobil di kota tersebut. Reporter BBC, Hilary Andersson mengatakan, sekitar 300 hingga 400 orang tinggal di terowongan gorong-gorong Las Vegas.
Seorang anak kecil yang tinggal di rumah penampungan mengatakan saat diwawancarai, ia dikirim ke sana karena kedua orang tuanya tak memiliki apa pun untuk dimakan. Sebuah keluarga meninggalkan rumah dan tinggal di mobil trailer karena tidak mampu membayar uang sewa.
Ulasan tersebut diakhiri dengan kritik evaluatif bagi masyarakat AS. Dikatakan, selama bertahun-tahun, banyak suara-suara menonjol yang meneriakkan bahaya yang ditimbulkan defisit perdagangan dan defisit anggaran AS. Namun, menurut blog ekonomi tersebut, rakyat Amerika tidak mendengarkan teriakan itu dan mereka secara berulang mengirimkan politisi yang sama ke Washington DC.
Akibatnya, jutaan orang Amerika tidak memerlukan waktu lama untuk mendapati diri mereka melakukan sesuatu yang bahkan tidak pernah mereka impikan, hanya berusaha bertahan hidup. (republika.co.id, 18/2/2012)
Inilah potret kapitalisme yang sesungguhnya, dengan mengedepankan pendapatan perkapita yang semu, pada sebagian besar rakyatnya dalam kemiskinan