Hasil survei yang dilakukan Centre for strategic and International Studies (CSIS) menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik saat ini sangat rendah.
Peneliti Centre for strategic and International Studies (CSIS) Sunny Tanuwidjaja, hari Jumat mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik saat ini sangat rendah. Sunny menyatakan hanya 22,4 persen responden menilai partai politik memiliki kinerja yang baik. Sisanya menilai sebaliknya. Dukungan terhadap partai politik turun dibandingkan dengan pemilu 2009.
Menurut Sunny , hal tersebut dikarenakan saat ini partai politik bukanlah institusi yang menjadi saluran buat aspirasi publik ke pemerintah, tetapi partai politik lebih menjadi alat buat elit-elit politik untuk mencapai kekuasaaan dan menguasai sumber daya alam yang ada.
Survei ini dilakukan secara acak bertingkat pada 16 hingga 24 Januari 2012 terhadap 2117 responden di 33 provinsi.
“Yang kita temukan justru semua orang yang tidak mendukung partainya di tahun 2009, hari ini menjadi orang-orang yang tidak punya pilihan. Sebenarnya didalam sistem demokrasi itu partai punya tugas dua arah sebenarnya, pertama, dia menjadi corong untuk mensosialisasikan keputusan-keputusan dari atas ke bawah. Kemudian di sisi lain dia juga menjadi saluran aspirasi dari bawah untuk disampaikan kepada pemerintah maupun elit-elit. Saya kira itu fungsi sentral dari partai. Hari ini dua-dua fungsi ini tidak berjalan. Mereka betul-betul hanya dijadikan alat untuk mencapai kekuasaaan,” papar Sunny Tanuwidjaja.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengatakan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dikhawatirkan akan menimbulkan potensi instabilitas sosial politik yang ada.
Andrinof Chaniago mengungkapkan, “Kalau masyarakat sudah apatis yah itu sudah berbahaya. Nanti masyarakat ini bisa frustrasi, ga percaya lagi sama sistem. Tidak mau berpartisipasi. Bahkan suatu saat kalau ditambah dengan kondisi lain seperti kondisi ekonomi, bisa bentuk-bentuknya berupa ekspresi dalam bentuk kekerasan kolektif bisa sampai kesana. Partisipasi masyarakat termasuk juga dalam penyelenggaraan pemilu.”
Untuk itu Andrinof Chaniago mendesak agar adanya perbaikan tingkah laku para politisi dan menjalankan fungsinya dengan benar.
“Jadi fungsi merekrut orang untuk duduk sebagai wakil rakyat, fungsi merekrut dan mempromosikan orang untuk menjadi pemimpin, itu harus dijalankan dengan benar. Nah yang dilakukan selama ini kan penyimpangan dan penyelahgunaan. Memilih dan mempromosikan orang karena orang itu banyak uang dan orang itu banyak memberikan bantuan yang besar, bukan karena dia memenuhi kriteria sebagai pemimpin,” ujar Andrinof Chaniago.
Hasil survei CSIS juga menunjukan, saat ini masyarakat menilai kinerja pemerintahan di tiga bidang yang menjadi perhatian publik yaitu penegakan hukum, pengentasan dari kemiskinan dan pemberantasan korupsi sangat lemah. (voanews.com, 17/2/2012)
ya pasti, budaya dan aktivitas parpol sangat dzalim kpd rakyat, bikin uu hanya demi asing, banyak korupsi krn butuh biaya utk kembaliin modal kampanye, YA BOBROKLAH PARTAI POLITIK SKR INI ! ganti sistem dg ISLAM