Kaum Muslim Sri Lanka Rayakan Terjemahan Pertama Al-Qur’an

Kaum Muslim di Sri Lanka merayakan penerbitan terjemahan pertama al-Qur’an dan tafsirnya ke dalam bahasa Sinhala. Acara itu berlangsung di aula Bandaranaike International Airport , di ibukota Kolombo.

Acara tersebut dihadiri oleh Rasyid Haji al-Akbar, Ketua al-Jamâah al-Islâmiyah di Sri Lanka, dan Perdana Menteri Pemerintah Sri Langka Dissanayake Mudiyanselage Jayaratne, termasuk sejumlah menteri dan anggota parlemen, para diplomat dari negara-negara Muslim, para ulama, pemimpin agama dan banyak lagi di antara tokoh-tokoh masyarakat.

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka menegaskan bahwa ini adalah hari bersejarah. Dikatakan bahwa diterbitkannya terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Sinhala ini akan dapat memudahkan warga Sinhala untuk membaca dan memahami makna al-Qur’an. Bahkan ia menyerukan kerja sama untuk menjelaskan Islam dan risalahnya di antara warga Sri Lanka.

Dan tentang pentingnya terjemahan ini, Prof. Jayantha Scenioaratna-Dosen Senior Jurusan Ilmu Sosial di Universitas Kelaniya, Sri Lanka mengatakan: “Termasuk kelebihan dari pulau ini adalah adanya agama yang berbeda. Sementara untuk hidup berdampingan secara damai di antara para pengikut agama-agama ini tidak akan terealisasikan dengan mempelajari, dan masing-masing dari mereka memahami tentang agama-agama lain. Ia menjelaskan bahwa dengan menerbitkan terjemahan ini akan membuka pintu di antara warga Sinhala untuk memahami makna al-Qur’an.”

Perlu dicatat bahwa 70% dari penduduk Sri Lanka adalah warga Sinhala, di mana mayoritas dari mereka beragama Budha. Dan sepanjang lebih dari seribu tahun sejarah kaum Muslim-di Sri Langka-belum pernah diterbitkan terjemahan dan tafsir al-Qur’an al-Karim sebelum diterbitkannya terjemahan ini.

Sehingga kondisi yang sedemikian ini telah menyebabkan kurangnya pengetahuan warga Sinhala tentang al-Qur’an, risalah dan metodenya. Akibatnya tidak sedikit di antara penduduk yang membenci kaum Muslim, yang jumlahnya sekitar 1,8 juta dari 20 juta penduduk Sri Lanka.

Ketika al-Jamâah al-Islâmiyah merasakan bahayanya kondisi ini, maka al-Jamâah al-Islâmiyah menugaskan kepada Syaikh Ibrahim Hasan mantan ketua al-Jamâah al-Islâmiyah, sekaligus anggota pendiri Liga Pemuda Muslim Dunia (WAMY) dan Yayasan Sossial Internasional (al-hai’ah al-khairiyah al-âlamiyah) di Kuwait untuk meminta Abu A’la al-Maududi menerjemahkan makna al-Qur’an supaya menjadi referensi utama bagi mereka yang berbahasa Sinhala (islamtoday.net, 19/2/2012).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*