Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Tengah Dani Sriyanto mengungkapkan tim sukses Andi Mallarangeng juga membagi-bagikan uang kepada pengurus partai tingkat cabang. Pembagian uang itu dilakukan saat Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. “AM (Andi Mallarangeng) itu memberikan akomodasi dan sebagainya total Rp 5 juta per peserta kongres,” kata Dani di Semarang Senin 27 Februari 2012.
Dani Sriyanto adalah mantan anggota tim sukses untuk calon ketua umum Andi Mallarangeng. Menurut dia, uang Rp 5 juta tersebut diberikan oleh tim sukses Andi bukan untuk pemimpin cabang, melainkan buat peserta kongres dari pengurus cabang. Pemberian dilakukan dalam dua tahap, yakni pada saat peserta masih di Jakarta dan ketika peserta berada di arena kongres.
Dari Jawa Tengah, kata Dani, dari 35 pengurus cabang, hanya 11 cabang yang mendukung Andi Mallarangeng. Mereka inilah yang menerima duit. Menurut dia, uang tersebut sah dan tak melanggar aturan. Sebab, kata Dani, sudah ada garis kebijakan bahwa calon ketua umum diperbolehkan memberikan uang akomodasi kepada peserta kongres, yang besarnya di bawah Rp 10 juta.
Pada saat Andi tak lolos ke putaran kedua, Dani berpaling mendukung Marzuki Alie sebagai calon ketua partai melawan Anas Urbaningrum. Saat ditanya dari mana sumber uang yang diberikan Andi, Dani mengaku tak tahu. “Lihat perkembangan, kalau (uang Andi) bersumber dari Nazaruddin, harus dikembalikan,” katanya.
Pada Rabu pekan lalu, Dani diperiksa Komisi Pengawas Partai Demokrat terkait dengan laporannya mengenai amplop berisi US$ 10 ribu (setara dengan Rp 90 juta). Duit tersebut dia terima dari koordinator wilayah Jawa Tengah sebagai imbalan jika mendukung Anas menjadi ketua umum. Dani menyebut adanya politik uang karena dana itu diduga bersumber dari proyek Wisma Atlet.
Andi Mallarangeng, yang dicoba dimintai konfirmasi mengenai pemberian uang akomodasi untuk peserta kongres, tidak menjawab panggilan telepon dari Tempo. Begitu juga dengan pesan pendek yang dikirim ke telepon selulernya, tidak dibalas.
Ihwal politik uang mencuat dalam persidangan Nazar dengan saksi Mindo Rosalina Manulang pada 16 Januari lalu. Saat ditanya jaksa apakah ada pos pengeluaran dari kas Grup Permai pada Mei 2010, Rosa menjawab ada, yaitu Rp 500 juta untuk tim sukses pemenangan Andi Mallarangeng di Bandung.
Andi dalam wawancara dengan Tempo pada 17 Januari lalu membantah kesaksian Rosa tersebut. Ia tidak pernah mengenal dan bertemu dengan Rosa. “Bahwa tim sukses menerima uang Rp 500 juta itu, saya tidak percaya. Tapi, ya silakan saja disebutkan, kapan, di mana, silakan sebutkan namanya, supaya jelas,” ujar Andi ketika itu. (tempo.co, 28/2/2012)
Itu semua uang rakyat, untuk para wakil rakyat. Masihkah akan kita tetap pertahankan sistem kapitalis-sekular yang merusak ini? Ataukah kita bersegera menggantinya dengan khilafah Islam? Wahai umat yang ikhlas sambutlah seruan perjuangan ini…