Warga berebut meninggalkan kota Homs, Suriah untuk menghindari aksi kekejaman yang menurut mereka dilakukan pasukan pemerintah, demikian sejumlah kesaksian yang diterima BBC.
Seorang perempuan kepada wartawan BBC Paul Wood di pinggiran kota Homs mengatakan tentara menggorok leher anaknya yang baru berusia 12 tahun pada Jumat (2/3), sehari setelah pasukan oposisi mundur dari distrik yang diperebutkan di Baba Amr.
Menurut perempuan itu ada lagi 35 pria dan anak-anak dari wilayahnya yang juga sudah ditahan dan dibunuh.
Pemerintah setempat telah menolak memberi akses pada Palang Merah memasuki Baba Amr dalam empat hari berturut-turut, dengan alasan keamanan.
Kalangan pegiat memperingatkan situasi ini merupakan pertanda terjadinya bencana kemanusiaan.
Listrik, air dan komunikasi dan komunikasi diputus, dan dalam beberapa hari terakhir suhu udara anjlok drastis ditengah turunnya salju. Pasokan makanan juga makin menipis.
‘Jeritan’
Pekan lalu, pasukan pemerintah dengan dukungan tank memasuki Baba Amr setelah Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) mengumumkan “pengunduran diri taktis”.
Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) dan Bulan Sabit Merah Suriah dilarang masuk ke distrik itu dengan alasan ada risiko terperangkap dalam perangkap dan ranjau tersembunyi, meski menurut TV milik pemerintah lokasi ini sudah “diamankan” dari “kelompok teroris bersenjata”.
Kubu oposisi dan kelangan pegiat HAM mengatakan pasukan pemerintah dan milisi pendukung mereka telah mengumpulkan para lelaki dan bocah laki-laki diatas 14 tahun yang masih terjebak di Baba Amr, kemudian menyiksa dan membunuhi mereka.
Namun klaim ini tak bisa diverifikasi secara independen meski warga berhamburan keluar dari lokasi itu dan memberi kesaksian pada wartawan BBC bahwa pasukan pemerintah melakukan aksi-aksi kejam termasuk eksekusi dan menggorok leher para tahanan.
Seorang perempuan, yang harus berjalan kaki selama tiga hari dalam upaya menyelamatkan diri, mengatakan tentara pemerintah menciduk 36 pria dan anak-anak dari satu wilayah lalu membantai mereka.
“Saya bisa mendengar jeritan mereka,” kata suaminya menambahkan.
Seorang perempuan lain mengatakan: “Mereka mengambil suami-suami kami. Mereka ditangkapi di pos pemeriksaan. Mereka pasti akan dibantai seperti domba.”
Sejumlah laki-laki yang mengaku telah membelot dari kesatuannya dalam ketentaraan Suriah mengatakan pada wartawan BBC pekan lalu bahwa warga sipil merupakan target kekejaman tentara sementara para tahanan dibunuhi.
“Tembak semua yang bergerak. Sipil atau militer pokoknya tembak saja“
Kesaksian seorang pria yang mengaku mantan tentara Suriah
“Seorang Letnan memberi perintah,” katanya. “Dalam operasi ini kami diminta: ‘Tembak semua yang bergerak. Sipil atau militer pokoknya tembak saja.'”
Warga Baba Amr yang menentang pemerintah kini tercerai-berai, perlawanan mereka diremukkan pasukan pemerintah.
Sebuah stasiun televisi Inggris, Channel 4 News, menyiarkan rekaman rahasia yang dibuat pekan lalu yang menyebut para pasien yang dirawat di RS Homs disiksa petugas medis.
Rekaman video menunjukkan bangsal yang penuh pasien luka yang diikat ke ranjang dan ditutup matanya, sementara tubuh sejumlah pasien lain nampak dihiasi bekas luka parah akibat pukulan.
Belum ada komentar dari pejabat resmi pemerintah Suriah terkait hal ini sementara rekaman video itu juga tak bisa diverifikasi.
Namun menurut Kepala Komisi Tinggi PBB untuk urusan Pengungsi Navi Pillay kepada Channel 4, rekaman ini selaras dengan informasi yang didapat komisi pencari fakta yang didukung PBB terkait berita adanya penyiksaan di sejumlah Rumah Sakit di Suriah, terutama RS militer.
Menurutnya muncul pula bukti situasi serupa mungkin terjadi di kota Hama dan Deraa, yang juga dikenal sebagai titik-titik perlawanan terhadap pasukan pemerintah. (bbc, 6/3/2012)