Kedutaan Besar Tunisia di Yordania menolak memberikan visa kepada sejumlah aktivis untuk melakukan perjalanan ke Tunisia, meskipun mereka telah menyerahkan dokumen yang diperlukan dan mengikuti prosedur sesuai permintaan kedutaan. Dalam hal ini kedutaan beralasan bahwa ia tidak dapat memberikan visa kecuali setelah memperoleh persetujuan dari badan urusan perbatasan dan orang asing di Tunisia. Keduaatan sudah berkonsultasi, namun sejauh ini belum mendapatkan balasan! Maka, pertanyaan yang kami lontarkan adalah bagaimana persetujuan ini akan datang dari pewaris rezim (Ben Ali) selama berbagai lingkaran penindasan dan pembungkaman masih berjalan dan belum juga berubah?
Oleh karena itu, kami di Hizbut Tahrir wilayah Yordan menyampaikan pernyaatan kami kepada saudara-saudara kami di Tunisia yang telah memberikan hidupnya untuk menggulingkan rezim Ben Ali, bahwa: “Rezim yang ada di negeri kalian sekarang tidak senang dengan dakwah Islam, bahkan rezim yang ada membuat berbagai hambatan dalam menghadapi dakwah kepada Islam. Sebaliknya rezim yang ada sekarang melindungi sekularisme dan para penyerunya. Sungguh, dengan tindakannya ini, rezim yang ada sekarang ingin mengembalikan ke titik awal, di mana kalian memulai revolusi yang mulia. Ingat! Rezim (Ben Ali) belum juga berubah, dan masih bermain di tanah Tunisia, serta melestarikan pengaruh kaum kafir Barat, pemikiran dan konsepnya di Tunisia. Untuk itu, janganlah kalian condong kepada mereka yang berusaha mempermainkan pikiran kalian dengan mengubah nama dan wajahnya. Sementara keadaannya masih berlangsun seolah-olah kalian tidak pernah melakukan revolusi. Sehingga, sekalipun ia (Ben Ali) telah melarikan diri, namun rezimnya, kekuatannya dan pemerintahannya masih berkuasa.
Kami di Hizbut Tahrir menegaskan bahwa pewaris rezim Ben Ali tidak akan pernah mampu mencegah kami menyampaikan Islam secara terbuka sampai semua rezim tiran tumbang dan digantikan dengan Negara Islam, yaitu Negara Khilafah Rasyidah Kedua. Dan kami menasihati para pewaris (Ben Ali) dengan firman Allah SWT:
﴿وَلاَ تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِين﴾
“Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (TQS. Al-A’raf [7] : 86).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 9/3/2012.