Perdana Menteri ekstrimis Zionis Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tentara pendudukan Israel akan melanjutkan pengeboman terhadap Jalur Gaza dengan semua kekuatan dan penuh keganasan.
Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di depan Partai Likud, yang dilaporkan oleh surat kabar Israel The Jerusalem Post di situsnya bahwa “Ia berjanji akan menghadapi kekuatan apapun yang berusaha untuk membahayakan rakyatnya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa “Teknologi pertahanan dan langkah-langkah pertahanan sipil yang dimiliki tentara Israel, akan memungkinkan untuk memperluas sektor operasi militer secara pasti sesuai tuntutan situasi.”
Di sisi lain, gerakan Jihad Islam di Palestina dan Komite Perlawanan Rakyat di Jalur Gaza menolak kesepakatan untuk gencatan senjata dengan Israel.
Salah seorang pimpinan gerakan Jihad Islam mengumumkan bahwa mereka tidak akan pernah masuk ke dalam kesepakatan untuk gencatan senjata atau menerimanya, sementara warga Palestina dibantainya tanpa ampun.
Pesawat-pesawat tentara pendudukan Israel telah meluncurkan serangan pada sekelompok siswa sekolah di wilayah Sudaniyah, sebelah utara Jalur Gaza, hingga menyebabkab syahidnya Tamir Azzam (15 tahun) dan melukai 6 anak lainnya.
Juga mengakibatkan syahidnya dua tentara perlawanan, dan melukai lebih dari (46) warga, yang sebagian besar dari mereka adalah kaum perempuan dan anak-anak, dalam serangkaian serangan Israel, pada Senin pagi, terhadap sejumlah target yang berbeda di Jalur Gaza.
Sumber medis Palestina menghitung sedikitnya ada enam serangan, dua di kamp pengungsi Jabaliya, sementara dua serangan lagi targetnya adalah daerah sebelah timur Gaza; juga dua serangan diluncurkan oleh pendudukan, satu serangan ke Beit Lahiya, di sebelah utara Jalur Gaza, dan satunya lagi di kota Khan Yunis di sebelah selatan Gaza.
18 wagra Palestina telah syahid dan 30 lainnya terluka dalam serangkaian serangan yang dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur pendudukan Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak sore hari Jumat yang lalu, dalam operasi pembunuhan terhadap Sekretaris Jenderal Komite Perlawanan, Zuhair al-Qaisi (islamtoday.net, 12/3/2012).