Kendati telah sepakat soal gencatan senjata, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan dua serangan di Gaza utara.
Serangan udara itu dilakukan konon setelah sebuah roket Palestina menghantam kota di Israel selatan, yang mencederai ringan satu orang, kata seorang juru bicara militer.
Beberapa sumber Palestina mengkonfirmasi hanya satu serangan di tempat pemotongan kayu di Kota Gaza utara, yang mengakibatkan kebakaran namun tidak ada korban.
Menurut ketentuan gencatan senjata yang mulai diberlakukan Selasa pagi, baik Israel maupun pejuang Jihad Islam yang bertanggung jawab atas sebagian besar serangan roket setuju menghentikan tembakan mereka. Tidak ada indikasi bahwa serangan-serangan tersebut telah mengakhiri gencatan senjata rapuh yang disponsori Mesir itu.
Pertumpahan darah mulai terjadi Jumat sore ketika serangan udara Israel menewaskan pemimpin Komite Perlawanan Rakyat (PRC), yang menyulut peningkatan tajam kekerasan lintas batas, dimana 15 warga Gaza tewas dan lebih dari 100 roket ditembakkan ke Israel.
Insiden itu merupakan masa 24 jam paling mematikan di dan sekitar Gaza dalam waktu lebih dari tiga tahun.
Sejak itu Israel melancarkan serangan-serangan udara yang menewaskan 25 orang, sebagian besar pejuang Palestina.
Pada Desember 2011, delapan orang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel, enam diantaranya gerilyawan. (republika.co.id, 15/3/2012)