Mengapa Barat Tidak Melakukan Intervensi Militer di Suriah?

Majalah Amerika “Time” mempertanyakan mengapa rakyat Suriah tidak memperoleh kesempatan seperti yang diperoleh oleh rakyat Libya, yang intervensi militer Barat untuk melindungi warga sipil.

Majalah itu menjelaskan bahwa para pemimpin dunia Barat dan lainnya mendorong Dewan Keamanan untuk menyelenggarakan pertemuan pada Maret 2011 dan membuat keputusan untuk melindungi rakyat Libya melalui berbagai tindakan yang mungkin dilakukan.

Namun, dari berbagai laporan menunjukkan bahwa kekuatan Barat benar-benar menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang lebih besar daripada yang dihadapi oleh Barat di Libya, pada level politik dan militer ketika melakukan intervensi militer terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Time mengutip dari The Royal United Services Institute for Defence and Security Studies (RUSI)-yaitu sebuah lembaga yang bekerja untuk melayani kepentingan pemerintah Inggris-yang mengatakan bahwa melakukan intervensi di Libya terjadi pada momen yang langka dimana para pemimpin dunia berkumpul dalam keadaan tertentu.

Dukungan Sistem Persenjataan Canggih Rusia

Time mengatakan bahwa Assad berbeda dari Kolonel Muammar Gaddafi. Time menjelaskan bahwa Presiden Suriah telah mengambil keuntungan pada tahun lalu untuk memodernisasi kekuatan tempur udara dan lautnya sesuai dengan sistem terbaru militer Rusia, menurut laporan Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Time menjelaskan bahwa Rusia mendukung Assad dengan rudal anti-pesawat, dan berbagai senjata canggih lainnya, sehingga membuatnya sulit dijadikan target oleh pesawat-pesawat musuh. Baru-baru ini, Moskow juga membekali rezim Assad dengan pesawat-pesawat tempur canggih “MiG-29”, dan setiap tahunnya sejak 2007, Moskow telah membekali Suriah dengan ratusan tank dari model “T 72”. Bahkan kelompok oposisi telah menggambarkan bahwa jenis tank itulah yang digunakan dalam penyerangan kota Homs baru-baru ini.

Moskow juga telah mendukung Damaskus dengan rudal anti-pesawat lainnya pada tahun lalu, termasuk rudal “40 SA 17” dan berbagai sistem rudal lainnya.

Time menjelaskan bahwa Gaddafi tidak mendapatkan dari Rusia seperti apa yang didapati oleh Assad, sekalipun Kolonel Libya itu telah membuat kesepakatan untuk membeli persenjataan Rusia, namun itu tidak terjadi.

Time mengatakan bahwa Gaddafi telah membawa kehancuran pada dirinya sendiri ketika ia mengumumkan bahwa ia akan membunuh penduduk di kota-kota Libya seperti membunuh tikus. Apalagi, ia tidak memiliki teman yang kuat. Bahkan ia hidup terisolasi dengan cara yang berbeda dari keadaan Assad (aljazeera.net, 19/3/2012).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*