MHTI Balikpapan Gelar Seminar Khilafah
HTI Press. Acara yang bertempat di Hotel City, pada hari Senin, 12 Maret 2012 pukul 13.30 s.d 16.00 yang diawali dengan penayangan rekaman Live Streaming: konferensi Perempuan Internasional dengan tajuk yang sama
Ruangan dipadati oleh 100 Muslimah dan tokoh muslimah yang diikuti dengan serius dan antusis. Acara semakin semangat ketika dipaparkan materi pertama oleh ibu Fana Trisanti yang membahas kondisi perempuan Balikpapan yang mengalami kehancuran yang ditandai dengan fakta kasus perkosaan yang meningkat setiap bulannya. Selain itu, juga kemiskinan yang angkanya terus merangkak naik bahkan 74% pendapatan warga Balikpapan hanya habis untuk memenuhi kebutuhan pangan. Disisi lain Kasus Traficking , pergaulan bebas, dan perceraian juga mengalami peningkatan.
Kondisi serupa juga dialami oleh masyarakat Indonesia di daerah lain dan juga terjadi di seluruh belahan dunia. Adapun sumber yang menyebabkan semua ini terjadi adalah karena tidak digunakannya aturan Allah dalam kehidupan. justru yang digunakan adalah aturan manusia yang terangkum dalam Sekulerisme, Liberalisme, dan Demokrasi yang malah menjadikan persoalan semakin tidak terselesaikan.
Ibu Wigati Lestari, ST sebagai Pemateri kedua memaparkan bahwa untuk menyelesaikan seluruh persoalan kehancuran perempuan harus dengan menggunakan Islam sebagai solusi ,yang datangnya dari Pencipta dalam bentuk sistem Khilafah Islamiyah, yaitu Sistem yang menerapkan seluruh Aturan Allah SWT. Dimana, sistem inilah yang mewujudkan jaminan kemuliaan serta kehormatan perempuan. Sebagai seorang ibu yang secara fitrah hamil, menyusui dan mendidik generasi yang merupakan kemuliaan sebagai ummun wa robbatul Bait (ibu dan manager Rumah tangga). Dan juga sebagai seorang individu muslim dan juga merupakan bagian dari masyarakat.
Selain sebagai sebuah kewajiban, keberadaan khilafah juga meninggalkan jejak kegemilangannya selama berabad-abad hingga runtuhnya pada tahun 1924. Seperti, pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab yang sangat memperhatikan nasib perempuan seperti tentang keluhan seorang perempuan yang sangat lama ditinggal oleh suaminya berjihad hingga akhirnya merubah kebijakan tentang lamanya seorang laki-laki pergi berjihad yang bergantian selama 4 bulan, dan lain-lain.
Para muslimah yang hadir sepakat bahwa mereka juga ingin hidup di dalam naungan Khilafah islamiyah untuk mengakhiri kehancuran yang menimpa perempuan, serta ingin ikut serta dalam memperjuangkannya. Wallahu a`lam bishawab[]