Temu Tokoh Muslimah Jakarta: Refleksi KPI Tunisia
JAKARTA, HTI Press. Al-Mar’ah turiid al-khilafah Islamiyyah! Demikian gema suara para perempuan yang hadir dalam Konferensi Perempuan Internasional di Tunisia pada sabtu, 10 Maret 2012 kemarin. Gema suara itupun terdengar dari Graha 57 SMKN 57 Ragunan Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Maret 2012, tepat seminggu setelah acara monumental dan bersejarah tersebut. Sekitar 300 orang baik dari kalangan Mubalighoh, praktisi pendidikan, praktisi kesehatan, dan aktivis dari kalangan mahasiswa dan pelajar hadir dalam acara TEMU TOKOH MUSLIMAH yang diadakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Jakarta. Acara ini digelar dalam rangka merefleksi Konferensi Perempuan Internasional di Tunisia dengan tema Satukan Langkah, Wujudkan Hak – Hak & Peran Politik Perempuan.
Diawali dengan sambutan dari Ketua MHTI DPD I DKI Jakarta, Ustdzah. Ir, Titin Fariidah, beliau menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka meneruskan semangat dan komitmen para perempuan dari berbagai negara yang hadir dalam Konferensi Perempuan Internasional Tunisia agar para muslimah di Jakarta pun segera menguatkan barisan, menyatukan langkah untuk menegakkan Khilafah Islamiyyah yang akan menyelesaikan persoalan perempuan dan umat di seluruh dunia.
Selanjutnya peserta diajak untuk melihat video Konferensi Perempuan Internasional Tunisia untuk menghadirkan semangat perjuangan diacara tersebut, agar dirasakan juga oleh peserta yang hadir dalam temu tokoh. Suasana bertambah semangat ketika seisi ruangan meneriakkan La mafar La mafar Al-Khilafah Hiya alhal yang dipandu oleh Ustadzah dr. Estyningtias selaku host.
Acara berbentuk dialog interaktif ini menghadirkan nara sumber Ustadzah Ir. Mahbubah Aseri. Beliau adalah delegasi MHTI ke Konferensi Perempuan Internasional Tunisia. Ustadzah Mahbubah mengatakan, tujuan KPI Tunis ini adalah untuk mengekspos ke dunia Internasional bahwa hanya khilafah yang mampu menyelesaikan masalah perempuan. Beliau juga menceritakan, betapa peserta yang hadir dalam KPI sangat antusias terhadap delegasi dari Indonesia. Ini menunjukkan, mereka sangat berharap besar kepada kita, agar Khilafah bisa tegak melalui perantara perjuangan kita di Indonesia. Dan harapan ini seharusnya disambut oleh muslimah di Indonesia dengan terus-menerus mengorbankan segenap kemampuan demi tegakknya Daulah Khilafah, terlebih tantangan dakwah di Indonesia belum seberapa dengan apa yang dialami saudara-saudara muslimah di belahan dunia lain.
Alhamdulillah, antusiasme tersebut disambut baik oleh peserta temu tokoh. Terbukti dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada narasumber, yang salah satunya tentang apa yang harus kita lakukan pasca KPI. Juga pertanyaan yang menunjukkan kerinduan peserta akan tegaknya khilafah, “Kapan Khilafah akan tegak?”. “Hanya Allah yang tahu. Tetapi yang harus kita lakukan adalah memantaskan diri untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT, dengan tidak melanggar hukum syara’ dan mengupayakan sababiyahnya”, jawab narasumber. Dan pernyataan yang membuat hati bergetar adalah ketika saudara muslimah di Tunisia mengatakan kepada delegasi MHTI bahwa jika Khilafah tegak disini, mereka akan hijrah ke Indonesia. Subhanallah! Allaahu Akbar! Semoga segera terwujud. Amin[]