Menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), seorang ‘perempuan miskin’ gelar aksi di halaman Gedung Sate, Jalan Dipoengoro, Kota Bandung, Rabu (21/3/2012). Seorang diri, ia beradegan memperlihatkan penderitaan seorang perempuan, termasuk sebagai ibu.
Dengan posisi duduk, di sekliling perempuan itu terdapat barang-barang. Di antaranya kompor yang tidak bisa dipakai karena rusak, tabung gas kosong, minya jelantah, nasi basi yang dikeringkan, hingga batu dan air sebagai lambang kemelaratan.
Perempuan itu juga menggendong boneka bayi. Di sekitar perempuan itu juga terdapat beberapa peralatan dapur seperti wajan dan bakul nasi. Aksi itu dilakukan di tengah unjuk rasa yang digelar Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar. Lebih dari 100 orang ikut dalam aksi tersebut.
Menurut Ketua DPD Muslimah HTI Jabar Siti Nafidah, apa yang ditampilkan salah seorang dari massanya melambangkan penderitaan rakyat, khususnya perempuan.
“Aksi itu melambangkan penderitaan kaum perempuan hari ini,” ujar Siti ditemui di sela aksi.
Penderitaan kaum perempuan diperkirakan akan bertambah parah. Sebab saat ini pemerintah berencana menaikkan harga BBM. “Sekarang banyak yang sudah menderita. Dengan kenaikan BBM, mereka akan menderita lagi,” cetusnya.
Dijelaskan Siti, pihaknya dengan tegas menolak rencana kenaikan BBM. “Kaum inu adalah salah satu pihak yang akan merasakan akibat buruk serta kesulitan akibat kebijakan ini,” jelasnya.
Sementara dalam aksinya, massa membawa sejumlah poster dan spanduk di antaranya bertuliskan ‘BBM Naik=Pemerintah Gagal Menjamin Hak-hak Ekonomi Perempuan’, ‘BBM Murah? Hanya Dengan Khilafah’ dan ‘Khilafah Naungan Sejati Kaum Ibu dan Anak’.
Di tengah-tengah massa, beberapa perwakilan giliran berorasi di atas mobil bak terbuka. Sementara massa berada di sebelah kiri dan kanan mobil. Aksi itu berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. (detikBandung, 21/3/2012)