Sumber kelompok revolusi menegaskan bahwa rezim Bashar al-Assad menggunakan “preman” Iran dalam operasi pembunuhan, penindasan dan tindakan represif lainnya terhadap para demonstran dari warga di provinsi Homs. Mereka juga melakukan penculikan terhadap perempuan dan anak-anak.
Seorang anggota Koordinasi Revolusi Suriah, Umar Tallawy mengatakan bahwa situasi keamanan di Homs sangat “mencekam” karena penembakan yang terus menerus dilakukan oleh tentara reguler selama dua belas hari berturut-turut. Sehingga hal itu menyebabkan jatuhnya sejumlah besar korban luka yang sulit dijangkau, sebab pasukan Assad memblokade semua distrik di Homs.
Tallawy dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera mengatakan bahwa “Ia menemukan lebih dari delapan mayat dari satu keluarga yang sama. Mereka dibantai pada hari Jum’at lalu oleh para preman di distrik ar-Rifa’i.”
Tallawy mengatakan bahwa tentara reguler telah membombardir sejumlah besar masjid dan sekolah, serta membakar rumah-rumah yang menjadi tempat persembunyian warga masyarakat di Homs. Dikatakan bahwa tentara yang didukung elemen preman memblokade perkampungan Bab Siba’. Mereka melakukan penculikan terhadap kaum perempuan dan anak-anak yang ada. Kemudian mereka membawanya ke tempat-tempat yang tidak diketahui.
Para aktivis Suriah telah melaporkan sebelumnya bahwa kekuatan tentara reguler membombardir rumah-rumah di Ref Hama, membongkat tempat-tempat bersejarah. Sebagaimana pagi ini terdengar sejumlah ledakan di dekat sebuah kantor polisi di salah satu perkampungan ibu kota Damaskus (islammemo.cc, 22/3/2012).