Mahasiswa yang memenuhi undangan ke China dinilai sebagai pengkhianat karena rakyat sedang berjuang agar harga BBM tidak naik.
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono hari ini memulai kunjungan kenegaraan ke China dan Korea Selatan. Berbeda dengan sebelumnya, kunjungan kali ini diwarnai pengakuan sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengenai adanya undangan mengikuti kunjungan Presiden.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Jakarta kemarin menjelaskan bahwa undangan untuk pemuda dan BEM diberikan oleh All China Youth Federation (Pemuda China). Tidak ada hubungan dengan kunjungan Presiden ke China meski waktunya bersamaan. Agendanya pun berbeda. Dari 100 undangan, yang berangkat 87 orang.
Meski Andi mengatakan undangan untuk BEM itu tidak ada kaitan dengan kunjungan Yudhoyono, pimpinan BEM justru mengaku menerima undangan dari Kemenpora dengan ajakan ke China bersama Presiden Yudhoyono.
Kepala Divisi Humas BEM Universitas Indonesia (UI) Adi Pranata kemarin mengatakan Ketua BEM UI Faldo Maldini mengaku dihubungi seseorang dari Kemenpora yang mengundangnya mengikuti kunjungan Yudhoyono ke China selama lima hari, 20-25 Maret. Namun, Faldo menolak ajakan itu.
”Undangan itu datang di saat BEM UI bersama masyarakat sedang berjuang agar harga BBM tidak dinaikkan,” kata mahasiswa Fakultas Ekonomi UI itu.
Undangan yang sama juga diterima BEM Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KM UGM) Yogyakarta, serta sejumlah BEM universitas swasta lainnya.
Presiden BEM UNS, Arif Satrianto, mengatakan pihaknya menolak ajakan Kemenpora ke China mengikuti Presiden karena mencurigai undangan itu. “Kok, ada program semacam itu di tengah momentum seperti ini. Mengapa ketika ada rencana penaikan harga BBM, ada undangan itu,” jelas Arif.
Presiden BEM KM UGM, Giovanni Fadhillah van Empel, juga menerima undangan ke China bersama Presiden. Namun, dia menolak. Alasannya karena negara sedang bergejolak atas rencana penaikan harga BBM.
Berbeda dengan yang lain, Institut Teknologi Bandung (ITB) justru mengirim perwakilan mahasiswanya ke China. Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB Tijar Bijaksana, kemarin, beralasan pengiriman mahasiswa ITB ke China karena diundang pemerintah China.
Sejumlah aktivis menegaskan, jika ada BEM yang mengikuti rombongan Presiden Yudhoyono ke China, mereka ialah pengkhianat rakyat. Mereka juga menilai ajakan mengikuti Presiden ke China merupakan cara untuk meredam demonstrasi mahasiswa menolak penaikan harga BBM.
Undangan China
Menpora Andi Mallarangeng membenarkan ada undangan dari All China Youth Federation (ACYF) untuk pemuda Indonesia ke China bersamaan dengan kunjungan Presiden Yudhoyono ke China pada 22-25 Maret.
Kunjungan itu memang berbarengan dengan Presiden ke Beijing, tetapi agendanya berbeda. “Waktunya saja yang sama.’ (mediaindonesia.com, 22/3/2012)