Dalam rangka merespon kenaikan Harga BBM yang mulai diberlakukan pemerintah mulai 1 April 2012, Hizbut Tahrir Indonesia beserta 1500 ulama Se Jabotabek menyelenggarakan Majelis Buhuts Al Islamiyah, Sabtu pagi (24/3) di Aula Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Hadir sebagai pembicara beberapa petinggi DPP HTI seperti Rokhmat Labib, Syamsudin Ramadhan dan perwakilan para ulama yang hadir. Dalam kesempatannya, Rokhmat Labib mengajak para ulama dan masyarakat agar tidak sekedar menolak kenaikan BBM tapi juga mencampakkan sistem demokrasi.
“Kita seharusnya bukan hanya menolak kenaikan BBM, tetapi tujuannya jelas yakni mencampakkan sistem demokrasi dan meggantinya dengan syariah dalam bingkai khilafah!” pekik Rokhmat, Sabtu (24/3) pagi di Asrama Pondok Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Rokhmat juga mengingatkan penolakan sistem demokrasi adalah bagian dari keimanan. Demokrasi adalah sistem kufur yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam. Hal ini terjadi lantaran Demokrasi telah melegitimasi manusia untuk membuat hukum di atas hukum Allah. Maka siapa pun penguasa dari sistem kufur tersebut ia adalah penguasa yang zalim.
“Penguasa yang mengurus pemerintahan saat ini tidak berdasarkan Islam, oleh karena itu pemerintah saat ini zalim,” tegas Rokhmat.
Tidak hanya itu, pakar tafsir Qur’an ini kemudian menyitir Surat Al Maidah Ayat 45 yang menjelaskan bahwa siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah SWT maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Oleh karena itu, Rokhmat mewanti-wanti agar para ulama tidak terjebak dalam dukungan terhadap pemerintahan yang zalim ini. (eramuslim.com, 24/3/2012)