Anggota Hizbut Tahrir Menyelenggarakan Konferensi Internasional Perempuan yang Bersejarah

Central Media Office

Issue No. : 1433 A. H. /8
Thursday, 27 Rabi II 1433 A.H.
22-3-2012 C. E.

“Anggota Hizbut Tahrir Menyelenggarakan Konferensi Internasional Perempuan yang Bersejarah, dengan tema ” Khilafah: Sebuah Model Cemerlang bagi Hak-hak dan Peran Politik Perempuan”

Hizbut Tahrir telah menyelenggarakan Konferensi Internasional Perempuan di Tunisia pada hari Sabtu 10 Maret 2012 dengan mengambil tema ” Khilafah: Sebuah Model Cemerlang bagi Hak-hak dan Peran Politik Perempuan”. Konferensi  yang dimulai pukul 09 00 pagi dan berlangsung hingga pukul 18 30 petang itu menghadirkan orasi dari 16 pembicara, selain tanggapan-tanggapan dari sejumlah peserta konferensi. Ada beberapa video dokumenter yang menghantarkan orasi dari tokoh-tokoh perempuan yang tidak bisa hadir dalam konferensi  karena tidak memperoleh visa dari pemerintah Tunisia.

Konferensi dibuka dengan pidato berupa rekaman suara Amir Hizbut Tahrir, Syeikh Atha’ bin Khalil Abu Rasytah rahimahullah. Beliau menggambarkan perempuan dengan gambaran berikut  “perempuan dalam pandangan Islam adalah pusat perhatian negara dalam aspek pemberian perhatian dan perlindungan.” Beliau lanjutkan dengan kalimat, ” Seorang Khalifah bisa memanggul sendiri bahan makanan di pundaknya karena ada seorang perempuan yang kelaparan. Khalifah juga akan memimpin langsung pasukannya untuk menolong seorang perempuan yang berteriak minta tolong, bahkan pasukan itu akan menjadi jawaban atas seruan seorang perempuan ‘wahai mu’tashim, dimana engkau..’ .

Syeikh Atha’menegaskan, ” Begitulah peran kaum perempuan dalam Islam; sebagai pengemban dakwah, pendukung Nabi saw, berdiri tegak dalam kebenaran, sebagai dokter pertama, sebagai syahidah,  seorang intelektual dan ahli hukum, juga seorang politikus yang bijak. Kaum perempuan membesarkan dan mengajak bermain putra putrinya, sementara mereka juga memilih pemimpin dan mengawasi serta mengoreksinya. Mereka adalah qadli yang memiliki peran besar, namun begitu mereka adalah juga kehormatan yang harus dijaga dan dilindungi”.

Di akhir pidato beliau sampaikan, ” Saya berdoa kepada Allah yang Maha Agung demi keberhasilan Konferensi Internasional Perempuan yang membahas Khilafah ini. Dan semoga pertemuan Anda berikutnya sudah berada di bawah naungan rayah al uqaab yakni di bawah panji la ilaha illa Allah Muhammadur Rasulullah. Sehingga Anda bisa mendapatkan pahala dan kemenangan dua kali lipat. Yakni karena kerja keras Anda untuk menegakkan khilafah di masa yang sulit ini, dan yang ke dua karena  kesaksian Anda terhadap Khilafah  yang akan segera berdiri, untuk menerangi seluruh muka bumi dengan cahayanya. Sesungguhnya tidaklah sulit bagi Allah untuk mewujudkan itu..”

Sementara ketua panitia Konferensi Nesrine Boudhafri menyatakan  dalam orasinya,  ” Allah swt merahmati kaum perempuan, menjadikannya seorang ibu dimana surga berada di bawah telapak kakinya, menjadikannya seorang saudara dan anak  yang pantas menerima pengorbanan, seorang istri yang membangun hubungan cinta kasih  dalam kesucian dan cahaya kebajikan, bisa dipisahkan oleh dunia dengan kematian tapi kelak akan bertemu kembali dalam kebahagiaan di surga“. Ditambahkan, hari ini karena kebijakan yang tidak adil dan lalai dari para penguasa muslim yang setia kepada negara-negara Barat, “… perempuan muslimah tetap hidup dalam bayang-bayang. Mereka digambarkan seolah bodoh dan terbelakang. Sementara pada masa Khilafah, perempuan  muslim mengungguli perempuan mana pun sepanjang ratusan tahun cahaya. Ketika  orang-orang  Eropa masih memperdebatkan apakah seorang perempuan memiliki jiwa atau tidak, perempuan Muslim telah menikmati posisi sebagai hakim, (Qadhi al-hisbah), dokter, dan politisi. “

Orasi terakhir disampaikan oleh perwakilan Media Pusat Hizbut Tahrir, Dr. Nazreen Nawaz. Nawaz menyatakan, “kesulitan, penghinaan, penindasan, kemiskinan, penindasan, ketidakadilan, penderitaan  telah menjadi cerita berulang bagi  umat ini dan juga anak-anak perempuan umat selama 8 dekade terakhir.”

Ditegaskan bahwa Hizbut Tahrir telah memiliki syarat-syarat yang dibutuhkan dan bahan-bahan yang diperlukan menuju visi perubahan hakiki dan mentransformasikan ide menjadi kenyataan. Karena partai ini  ( Hizbut Tahrir ):

1.       Didirikan atas dasar Islam.

2.       Sebuah partai yang berhasil yang memiliki visi yang jelas untuk perubahan.

3.       Sebuah partai yang tulus yang tidak kompromi terhadap hal-hal yang tidak bersumber dari Islam.

4.       Sebuah partai dengan kesadaran politik yang sebenarnya.

5.       Sebuah partai dengan strategi yang jelas dan benar untuk mencapai perubahan hakiki

Dan akhirnya Nawaz melanjutkan dengan ajakan kepada semua perempuan Muslim, ” Anda semua adalah pewaris resmi tokoh-tokoh besar perempuan muslim di masa lalu yang berjuang melawan penindasan, penjaga kebenaran, keadilan dan Islam. Tokoh-tokoh besar itu adalah Khadijah ra, Sumayyah ra (perempuan syahid pertama dalam Islam), Ummu Imarah ra yang melindungi Rasulullah dengan tubuhnya sendiri di medan Uhud..”

” Sebagai saudara dalam Islam, saya mengajak Anda semua menapaki langkah yang sama dengan para perempuan agung itu.. dengan bergabung dalam aktifitas Hizbut Tahrir untuk menegakkan sistem agung (sistem Islam). Sistem ini akan membakar habis korupsi,  kepalsuan, dan penindasan dan membangun di tempatnya fajar baru keadilan dan martabat bagi umat ini dan anak-anak perempuan umat. “

Hizbut Tahrir  mengadakan konferensi pers sebelum berlangsungnya acara konferensi itu sendiri. Ketua panitia konferensi  Nesrine Boudhafri dan wakil dari Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, Dr Nazreen Nawaz, serta juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir di Indonesia,  Iffah Ainur Rochmah, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari media dalam konferensi pers tersebut.

Konferensi ini menjadi saksi kehadiran para perempuan politisi, penulis, akademisi, wartawan, guru, tokoh-tokoh masyarakat dan perwakilan dari organisasi perempuan serta para pencetus opini dari seluruh dunia. Mereka datang untuk memproyeksikan visi rinci tentang arti dari pendirian negara Khilafah untuk kehidupan status, dan hak-hak perempuan.

Peserta konferensi ini berasal dari berbagai negara diantaranya dari Tunisia, Yaman, Turki, Libya, Yordania, Oman, Sudan, Somalia, Lebanon, Mesir, Indonesia, dan Eropa. Kedutaan Tunisia mencegah delegasi dari Sudan dan Yaman, Palestina dan Yordania memasuki Tunisia dan tidak memberikan visa, tanpa memberikan alasan apa pun atau dengan alasan palsu!

Konferensi ini hadir setelah sebuah kampanye global yang diselenggarakan sebulan sebelumnya untuk mengangkat solusi praktis terhadap masalah-masalah politik, ekonomi dan sosial. Diketengahkan  bahwa perempuan di dunia Muslim dan di berbagai tempat lain mengalami penderitaan. Kampanye global itu juga dimaksudkan untuk menyangkal tuduhan dan rekayasa tentang penindasan Islam terhadap perempuan!

Di  tengah acara konferensi ditampilkan tayangan video yang menggambarkan kondisi dan status perempuan sejak zaman jahiliyah,hingga masa kebangkitan Islam dan masa-masa berlangsungnya kekhilafahan, sampai hancurnya status perempuan setelah runtuhnya Khilafah.

Para anggota Hizbut Tahrir menegaskan bahwa sistem pemerintahan Islam adalah satu-satunya model yang benar-benar mampu melindungi martabat perempuan dan memberikan hak-hak perempuan,dalam tindakan , tidak hanya dalam kata belaka.Konferensi diakhiri dengan seruan, “untuk semua perempuan yang percaya perlunya perubahan hakiki,  hendaknya Anda berkontribusi dan bekerja untuk mewujudkan model cemerlang ini (khilafah) yang akan membawa martabat, keamanan dan keadilan bagi kaum  ibu dan anak-anak perempuan di dunia Islam, dan yang akan berdiri sebagai mercusuar untuk melestarikan dan melindungi hak-hak semua perempuan secara global “.

Kami mengingatkan bahwa Anda dapat menyaksikan beberapa acara konferensi di website resmi Hizbut Tahrir.

Dr. Nazreen Nawaz

Perwakilan Kantor Pusat Media Hizb ut-Tahrir

2 comments

  1. subhanallah…
    Allahu Akbar !!
    semoga nashrullah kan segera diberikan kepada para pejuang syariah dan khilafah. aamin

  2. subhanallah,, allahuakbar,,, perempuan adalah tiang negara jika perempuannya baik maka baik lah negaranya,, jika perempuannya rusak maka rusaklah negaranya,,,mari bersama-sama dalam perjuangan menuju perbaikan kehidupan dengan menyelamatkan perempuan dan generasi dengan Islam,,syariah dan khilafah Yes!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*