India muncul sebagai pengimpor senjata terbesar di dunia dalam lima tahun terakhir, menurut sebuah kelompok kajian Swedia.
Awal bulan depan, India akan meresmikan kapal selam nuklir bagi angkatan lautnya. Disewa dari Rusia seharga sekitar 900 juta dolar, kapal selam itu akan memperkuat kemampuan tempur bawah laut India. Kapal selam itu juga akan membuat India sebagai negara keenam di dunia yang mengoperasikan kapal selam jenis itu.
Pembelian peralatan pertahanan canggih, seperti kapal perang dan pesawat tempur, mendorong India menjadi importir persenjataan terbesar di dunia.
Menurut Lembaga Kajian Perdamaian Internasional Stockholm, India membeli sekitar 10 persen dari persenjataan global antara 2007 dan 2011, melewati Tiongkok sebagai konsumen persenjataan terbesar.
Rahul Bedi yang bekerja pada jurnal Jane’s Defense Weekly di New Delhi mengatakan pembelian persenjataan India sebagian didorong oleh kebutuhan untuk memodernisir angkatan bersenjatanya, dan sebagian karena ambisinya agar bisa diperhitungkan oleh kekuatan-kekuatan regional atau bahkan dunia.
“Dalam 10 tahun terakhir, dengan perekonomian yang terus berkembang, India mencoba untuk memproyeksikan kekuatannya bukan hanya di wilayah yang berdekatan, tetapi untuk menjadi kekuatan dunia, bukan hanya kekuatan regional. Jadi persenjataan yang dibeli India seperti pesawat tempur, pesawat pengintai maritim jarak jauh, pesawat angkutan berat, helikopter penyerang. Ini semua adalah untuk menunjukkan kekuatan yang bisa beroperasi jauh dari wilayahnya,” paparnya.
Selagi India bersiap-siap untuk membelanjakan sekitar 100 milyar dolar dalam 15 tahun mendatang untuk memperoleh sistem persenjataan baru, semua perusahaan senjata dunia berlomba-lomba membuka pabrik di India. Selama ini, Rusia tetap merupakan pemasok senjata terbesar bagi India, disusul Israel, Amerika, dan Prancis.
Para analis masalah pertahanan mengatakan India juga menjadi pengimpor besar senjata dunia karena tidak membangun industri pertahanan di negaranya sendiri. Sebaliknya, Tiongkok meningkatkan produksi senjata dalam dasawarsa terakhir, mengurangi ketergantungannya pada impor.
Tetapi India masih membeli lebih dari tiga perempat persenjataannya dari luar luar negeri. Para pakar mengatakan upaya baru-baru ini untuk mengembangkan industri pertahanan domestik hanya mendapat sedikit kemajuan karena sektor swasta, yang secara luas dipandang lebih efisien daripada sektor publik, sangat dibatasi dalam produksi senjata.
Rahul Bedi mengatakan industri pertahanan India perlu menjembatani kesenjangan teknologi yang besar.
India baru-baru ini mengalokasikan 38 milyar dolar untuk anggaran militer tahun ini, 17 persen lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Jumlah itu masih jauh lebih rendah daripada anggaran belanja Tiongkok untuk militer yang berjumlah 100 miliar dolar.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pengimpor senjata terbesar adalah negara-negara Asia, yaitu India, diikuti oleh Korea Selatan, Pakistan, Tiongkok, dan Singapura. (voanews.com, 25/3/2012)