Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ustadz Rahmat Kurnia mengingatkan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang sebuah hadis yang dikatakan oleh Rasulullah SAW. Sebuah hadis yang menjelaskan tentang nasib para pemimpin dusta, khianat, dan para pendukungnya di akhirat kelak.
« إِنَّهَا سَتَكُونُ أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنَّا وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلاَ يَرِدُ عَلَىَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّى وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَىَّ الْحَوْضَ »
“Sungguh akan ada para pemimpin yang berbohong dan berbuat zalim, maka siapa saja yang membenarkan kebohongan mereka dan menolong mereka dalam kezaliman mereka maka dia bukan golongan kita dan aku bukan golongan mereka dan dia tidak akan masuk telaga al-hawdh bersamaku. Sebaliknya siapa saja yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak menolong mereka dalam kezaliman mereka maka ia bagian dariku dan aku bagian darinya dan ia akan masuk telaga bersamaku.” (HR Ahmad)
Apa yang ditulis dalam hadis ini, kata Ustadz Rahmat Kurnia, sesuai dengan kondisi saat ini. Pemerintah zhalim SBY berdiri hanya untuk melayani kepentingan kaum kafir dan menindas rakyatnya sendiri. Maka umat Islam haram mendukung rezim khianat dan zalim.
“Karena kami ingin tetap menjadi umat Nabi Muhammad, kami menolak membenarkan rezim zalim ini. Akidah kami yang mendorong itu, maka itu kami tidak akan pantang mundur melawan kezaliman pemerintah ini. Kalau yang membenarkan kedustaannya saja tidak dianggap umat Muhammad, lantas bagaimana orang yang berdusta?” tegasnya dalam aksi menolak kenaikan harga BBM, Kamis (29/3) di depan Istana Merdeka.
Maka itu, jika SBY masih ingin dianggap umat Nabi Muhammad, ia harus berani menegakkan sistem Islam, hentikan liberalisasi migas, dan mengakui dengan jujur bahwa Kapitalisme yang diterapkan di negeri muslim terbesar ini telah gagal.
“Jadi, hanya satu jalan keluarnya yakni kembalilah kepada khilafah,” pungkasnya. (eramuslim.com, 29/3/2012)