HTI Press. Ratusan masa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Semarang dan sekitarnya menggelar aksi unjuk rasa damai dengan tema “Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas, dan Terapkan Syariah dan Khilafah.” Aksi ini dalam rangka menyikapi rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM premium dan solar pada 1 April, serta untuk menyampaikan kepada warga kota Semarang, bahwa kebijakan itu khianat, bohong, dan zalim.
Masa HTI melakukan aksi damai dari depan Masjid Baiturrohman, menyusuri kawasan teramai di kota Semarang yaitu Simpang Lima, hingga berakhir di depan Videotron Jalan Pahlawan di depan sebelah Gedung DPRD Jawa Tengah. Aksi ini dilakukan setelah sholat Jumat, pukul satu siang hingga ashar tiba.
Dalam orasinya Ust Ridwan dari Gema Pembebasan menyerukan dengan penuh semangat untuk menerapkan syariah dan menegakkan khilafah, membuang jauh jauh kapitalisme dan sosialisme. Inilah solusi terhadap semua persoalan, termasuk tidak beresnya pengelolaan migas. Selain itu Ust Ainul Yaqin menegaskan Umat Islam yang satu Tuhan, satu Nabi, satu Kitab, mustinya siap diatur dengan hukum yang satu dari Allah yang paling mengerti tentang kebutuhan manusia dan alam seisinya.
Kemudian Ust Khoirul Anam menyampaikan provokator dari beberapa kejadian kerusuhan adalah “rencana kenaikan BBM”, nah penguasa yang menyerukan dan bertanggung jawab tentang ini malah jalan jalan ke Cina dan Korea. Bahkan di sebuah stasiun TV swasta nasional diberitakan, di Korea istrinya menonton pertunjukan boyband. Sungguh tidak ada rasa empati ketika rakyat dan ibu-ibu lainnya di dalam negeri masih merasakan dampak dari rencana kenaikan BBM ini. Beginilah penguasa dalam ideologi kapitalisme.
Aksi ini dilengkapi dengan aksi teatrikal yang menggambarkan betapa penguasa bersahabat dengan kapitalis dan yang menjadi korban adalah rakyat. Akan tetapi suatu saat ummat pasti akan bangkit dan kapitalisme akan hancur dengan tegaknya khilafah.
Acara ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap HTI oleh Humas DPD II Kota Semarang, Ust Ari, kemudian dibacakan doa oleh Ust Mushonif Huda.[]Brojo/Infokom Jateng