Amerika Suap Militer Mesir 1,3 Milyar Dolar

AS menggunakan politik uang untuk tetap memiliki pengaruh di tubuh militer Mesir.

Pemerintahan Obama pada Jumat (23/3) kembali memberikan bantuan militer ke Mesir setelah sebelumnya sempat ditunda selama  revolusi Mesir. Negara ini menerima bantuan militer sebesar $ 1,3 milyar.  Keputusan itu dibuat oleh Hillary Clinton setelah mengesampingkan persyaratan Kongres bahwa bantuan harus dikaitkan dengan ‘kebebasan’.

Seperti yang diberitakan  The New York Times (23/3/2012), Hillary Clinton akhirnya tetap memutuskan memberikan bantuan militer kepada Mesir . Selama ini  Mesir  mendapat bantuan Amerika dalam bentuk bantuan  militer sebesar $ 1,3 milyar setiap tahunnya. Setelah lewat perdebatan sengit akhirnya disetujui Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.  Selama ini sebagian besar bantuan  ini digunakan untuk mempertebal kantong-kantong perwira militer Mesir.  Uang menjadi suap yang efektif  untuk mengendalikan militer Mesir.

Namun, kali ini Amerika punya dalih lain. Penundaan atau pemotongan $ 1,3 milyar bantuan militer ke Mesir berisiko melanggar kontrak dengan produsen senjata Amerika. Hal ini bisa mengganggu dukungan perusahan-perusahan alat-alat militer  Amerika dalam kampanye pemilihan kembali Presiden Obama ke depan. Demikian pernyataan pejabat yang terlibat dalam perdebatan ini.

Pemerintah AS menyebutkan pentingnya mempertahankan kontrak pertahanan Amerika dengan Mesir sehingga bisa mengamankan ‘pekerjaan’ AS.  Bantuan sebenarnya digunakan untuk menyubsidi produsen senjata AS sendiri.

“Dalam jumlah besar,terdapat pekerjaan pekerjaan AS yang bergantung pada hubungan militer yang kuat antara Amerika dan Mesir,” kata seorang pejabat senior Departemen, yang tidak mau disebutkan namanya.

Di antara perusahan itu antara lain Lockheed Martin. Pengapalan pertama  20 F-16 jet baru dijadwalkan bulan depan. “Lockheed Martin menghargai hubungan yang dibangun antara perusahaan kami dan pelanggan Mesir sejak pertama F-16 dikirim pada awal 1980-an,” kata Laura F Siebert, juru bicara perusahaan, yang berbasis di Fort Worth.

Perusahaan lain, General Dynamics, tahun lalu menandatangani kontrak $ 395 juta  untuk memberikan bagian komponen 125 tank Abrams M1A1  yang sedang dirakit di sebuah pabrik di Mesir. Angkatan Darat Amerika Serikat sendiri berencana berhenti membeli tank baru pada tahun 2014. Karena itu  produksi perusahan ini terus bergantung pada kontrak asing,  yang sering dibayar oleh pembayar pajak Amerika sebagai bantuan militer.

Sementara itu, VOA (1/4/2012) mengutip pernyataan, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan, Clinton memutuskan menghapus persyaratan legislatif terhadap transisi demokrasi Mesir berdasarkan kepentingan keamanan nasional Amerika.

Pernyataan itu menyebutkan keputusan itu mencerminkan kemajuan signifikan yang telah dicapai Mesir tahun lalu dan dukungan Amerika bagi Mesir sebagai pemain penting dalam stabilitas kawasan.

Bulan Desember, Kongres Amerika mengesahkan undang-undang yang mengharuskan penguasa militer Mesir mendukung transisi menuju pemerintahan sipil, mengadakan pemilu bebas dan adil, serta melindungi kebebasan beragama dan berserikat sebelum bantuan militer bisa diberikan.

Banyak anggota Kongres Amerika dan kelompok HAM menyatakan kecewa atas keputusan itu, dengan mengatakan pemerintah militer sementara Mesir belum menunjukkan komitmen mewujudkan reformasi penuh demokrasi.

Bantuan militer dan tambahan $ 250 juta dalam bantuan ekonomi dan politik juga dilengkapi dengan persyaratan. Mesir harus  menjunjung tinggi perdamaian Camp David dengan Israel yang ditandatangani Sadat.

Seorang pejabat Amerika, yang menolak disebut namanya, mengatakan sebelumnya tambahan 200 juta dolar bantuan ekonomi akan diberikan karena Mesir memenuhi kewajibannya dalam perjanjian damai Israel-Mesir.

Mengungkap Makar

Perdebatan hangat  dalam pemerintahan dan antara Kongres dan pemerintah mengungkapkan kebenaran yang hampir tidak pernah diucapkan. Clinton mengakui bahwa bantuan militer ke Mesir dan bantuan pada umumnya dialihkan kembali ke perusahaan-perusahaan AS.  Sehingga tidak lebih  dari sekadar subsidi negara kepada perusahaan-perusahaan militer AS.

Hal ini menunjukkan bahwa  sebenarnya AS masih mempertahankan kontrol atas Mesir melalui militer. Sebagian besar uang itu  digunakan untuk mempertebal kantong anggota dewan militer dan ‘negara dalam negara “mereka. Juga  menggambarkan bagaimana ‘perdamaian’ dengan Israel dipertahankan melalui penyuapan.

Masa depan revolusi Mesir terletak pada keseimbangan. Meskipun Mubarak, yang merupakan simbol dari  sikap tunduk dan penindasan hilang, para dalang tetap bertahan. Mereka tetap mengontrol Mesir melalui kepemimpinan militer.

Revolusi harus terus sampai pembebasan sejati tercapai. Hal ini hanya bisa melalui pembentukan khilafah dan pemilihan khalifah sejati. (FW; dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*