Temu Tokoh Perempuan se-Jawa Barat
HTI Press. Ahad, 8 April 2012 sekitar 1600 muslimah dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari Ibu Rumah Tangga, Intelektual, Mahasiswi, Pelajar, dan Tokoh Perempuan se-Jawa Barat khususnya kota dan kabupaten Bandung, Garut, Sumedang, Banjar, dan Ciamis menghadiri Temu Akbar Perempuan Jawa Barat. Acara tersebut diselenggarakan sebagai refleksi dari penyelenggaraan Konferensi Internasional Perempuan pada tanggal 10 Maret 2012 di Tunisia.
Pertemuan para muslimah tersebut mengangkat Tema “Khilafah: Model Cemerlang bagi Kemuliaan dan Kesejahteraan Perempuan”, sebagai sarana untuk mengenalkan dan menggambarkan sistem Islam yang komprehensif dalam mengatasi masalah-masalah perempuan, khususnya perempuan di Jawa Barat. Antusiasme kalangan perempuan terhadap acara tersebut, membuat Grha Emerald Bandung sebagai tempat penyelenggaraan acara, tidak bisa menampung jumlah peserta yang membludak. Namun, acara tetap berjalan lancar, aman, dan tertib. Acara Temu Akbar ini dilaksanakan dua sesi. Sesi pertama yaitu Seminar dan Sesi kedua yaitu diskusi terbatas tokoh.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua Muslimah DPD I HTI Jawa Barat, yang menyampaikan tujuan dan selayang pandang acara, serta menginformasikan tentang pelaksanaan Konferensi Internasional Perempuan di Tunisia. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dua pemateri dari muslimah DPD I HTI Jabar, yang dipandu oleh Ustadzah Rima.
Narasumber pertama, Dra. Hj. Sudjati Rachmini mengawali pemaparannya dengan populasi perempuan di dunia, termasuk Indonesia dan Jawa Barat. Namun, realitas jumlah populasi perempuan yang banyak itu menunjukkan keprihatinan yang sangat, karena kondisi perempuan di dunia itu tertindas oleh sistem Kapitalisme dan Liberalisme. Beliau menggambarkan kondisi perempuan yang terpuruk dari mulai wilayah Barat, Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika hingga Indonesia yang mengalami berbagai masalah. Mulai dari kemiskinan, kelaparan, diskriminasi, perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual. Lebih spesifik lagi Dra. Hj. Sudjati Rachmini menggambarkan kondisi perempuan di Jawa Barat yang tidak jauh berbeda, menjadi korban penjualan perempuan dan anak-anak, produsen PSK, mengalami perceraian hingga ada sebagian dari mereka yang mengalami kegalauan yang berujung pada bunuh diri. Itulah realitas perempuan di bawah sistem kapitalisme yang telah membuat ummat khususnya perempuan terhinakan dan tidak sejahtera. Beliaupun mengajak peserta yang hadir untuk mencampakkan Kapitalisme dan menggantinya dengan sistem Islam.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh Ir. Najmah Sa’idah yang menyampaikan bagaimana kaum perempuan akan cemerlang dalam sistem Khilafah. Dimana, hanya sistem khilafahlah yang mampu menjamin kemuliaan dan kesejahteraan perempuan, sehingga perempuan mampu mewujudkan hak-haknya dan mampu mempotensikan seluruh perannya, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Beliau pun menguatkan pemaparannya dengan memberikan bukti-bukti bahwa Rasulullah dan para khalifah terdahulu yang sangat memuliakan perempuan.
Setelahpemaparan materi panitia menayangkan liputan reportase Konferensi Internasional di Tunisia. Semangat kaum perempuan yang merindukan Khilafah pada konferensi tersebut menular dan menggetarkan semangat peserta Temu Akbar Perempuan Jawa Barat. Hal itu terlihat dengan semangatnya para peserta meneriakan kalimat “Perempuan rindu khilafah Islamiyah” seperti yang diteriakkan oleh para perempuan yang berkumpul di Tunisia. Hal itu pun terlihat pula pada antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab dan sesi pernyataan endorsement atau peryataan dukungan dari tokoh perempuan Jawa Barat yang diwakili oleh Ustadzah Dedeh Hazbullah dari Syarikat Islam dan Ustadzah Euis Rifqi dari yayasan Insan Kamil. Kedua tokoh tersebut menyampaikan dukungannya terhadap perjuangan syariah dan khilafah yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir bersama umat serta mengajak para peserta yang hadir untuk turut serta memperjuangkan syariah dan khilafah dengan menjadi pelaku perjuangan bukan penonton.
Acara Temu Akbar Perempuan Jawa Barat ini kemudian diakhiri oleh inspiring dan do’a yang disampaikan oleh Ummu Salamah dan Ummu Mutawazin. Kemudian tepat pukul 11.30 acara sesi pertama yakni seminar ditutup oleh Ustadzah Harisah selaku MC. Acara dilanjutkan kembali usai melakukan shalat dzuhur. Sesi kedua ini adalah diskusi terbatas (distas) yang dihadiri oleh para tokoh untuk membicarakan hasil seminar pada sesi sebelumnya. Tepat pukul 12.37 acara distas yang dihadiri oleh 50 tokoh dari berbagai daerah Bandung ini dimulai. Acara distas ini dipandu oleh Ustdzah Indira Sabet Rahmawaty S.IP., M.Ag. Sebelum melakukan diskusi, panitia memutarkan ringkasan orasi yang disampaikan pada Konferensi Perempuan Internasional di Tunisia.
Acara Diskusi terbatas ini pun berakhir pada pukul 13.52 dan menghasilkan kesimpulan diantaranya: pertama, ajakan untuk terus bergerak dan berjuang dalam mewujudkan Khilafah Islamiyah, mari senantiasa mengokohkan barisan untuk berjuang bersama, menjadi bagian yang akan mewujudkan janji Allah Swt dan kabar gembira dari Rasulullaah. Kedua; Perlunya memperkokoh komitmen bersama yang akan senantiasa menghasilkan berbagai rekomendasi yang akan semakin mengokohkan perjuangan bersama dalam rangka MENYADARKAN UMMAT akan Islam sebagai satu-satunya solusi permasalah kehidupan lewat DAKWAH FIKRIYAH. Ketiga, perlunya memiliki gambaran yang jelas beserta rinciannya tentang Khilafah dan HT serius menyiapkan konsep-konsep tersebut.[]
subhanallah hayo para perempuan qt perjuangkan hak2 perempuan yang terampas krn sistem kapitalis dengan segera menegakkan sistem Islam… Allahu Akbar
ya allah semoga yang diperjuangkan oleh saudara kami yaitu tegaknya daulah khilafah islam cepat Engkau kabulkan ya allah..dan kami yang disini jg bisa berbuat banyak u kemajuan dakwah untuk cepatnya tegak daulah khilafah islam.amin