Koran Haaretz terbitan Israel menyinggung perilaku kasar aparat keamanan Zionis terhadap para aktivis hak asasi manusia seraya memperingatkan bahwa masa depan rezim Zionis semakin suram.
Haaretz dalam laporannya menyinggung politik Tel Aviv saat ini dengan menegaskan eskalasi kebencian masyarakat dunia terhadap rezim Zionis.
Koran Israel itu mengawali laporannya dengan baris kalimat “Tidak ada pihak yang berbuat sesuatu untuk hancurnya demokrasi, tidak ada pihak yang mencegah semakin dibencinya Israel.”
Haaretz menyatakan bahwa tidak ada negara di dunia yang seperti Israel. Amerika Serikat memikirkan angka pengangguran dan layanan asuransi warganya untuk dekade mendatang, Eropa memikirkan masalah imigran dan kondisinya di tahun 2022, sementara di Israel, masalah terpenting yang ada dan tidak diperhatikan oleh siapa pun, adalah masalah eksistensi rezim Zionis.
Berselang 64 tahun sejak berdirinya Israel dan banyak masalah yang terbengkalai seakan rezim Zionis baru dibentuk kemarin dan tidak ada orang yang memberikan jawaban dalam hal ini.
Tidak ada orang yang tahu bagaimana 10 tahun mendatang untuk Israel. Bahkan banyak pihak yang meragukan berlanjutnya eksistensi Israel hingga 10 tahun mendatang. Masalah ini tidak dialami oleh negara mana pun di dunia kecuali di Israel.
Penulis artikel tersebut menambahkan bahwa keraguan terhadap prinsip eksistensi Israel hingga 10 mendatang itu berdasarkan pada fakta adanya banyak pertanyaan yang bahkan hingga saat ini tidak ditemukan jawabannya.
Rezim Zionis Israel tidak memiliki masa depan, mengambang di masa lalu, dan hanya memikirkan saat ini. Sejatinya Israel bak rezim sementara.
Penulis artikel lebih lanjut menyinggung perilaku buruk aparat keamanan rezim Zionis terhadap para aktivis hak asasi manusia yang hendak berkunjung ke Jerusalem dan mengatakan, “Tidak ada orang yang peduli atas semakin dibencinya Israel di dunia. Hari ini 650 pasukan keamanan Israel berdiri menghadang para aktivis hak asasi manusia yang datang untuk berkunjung ke Jerusalem. Mereka diusir dari bandara Ben Gurion. Tidak ada yang memprotes aksi tersebut dan tidak ada yang berusaha mencegahnya. Bukan hanya media massa dan lembaga hukum, bahkan tidak ada orang yang berbuat sesuatu untuk menghentikan proses ini.” (republika.co.id, 16/4/2012)