Diskusi Muslimah Sebanua “Khilafah Model Cemerlang bagi Hak dan Peran Politik Perempuan”
HTI Press. Semua persoalan yang dihadapi oleh perempuan khususnya saat ini adalah karena diterapkannya sistem kapitalisme. Solusi atas semua persoalan itu hanya ada satu, yaitu dengan diterapkannya Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. Itulah kesimpulan yang disampaikan oleh ketiga nara sumber dalam acara Diskusi Muslimah Sebanua dengan tema “Khilafah Model Cemerlang bagi Hak-Hak dan Peran Politik Perempuan”. Nara sumbernya adalah: RainaYulia, SP, MS (Pemerhati Perempuan); Hj. Zakiah Ahmad, Lc (Ponpes Putri al Hikmah Tabudarat, Barabai); Rini Kusmawarni, S.Pi (MHTI) dan dipandu oleh host Norsanti, S.Sos,MAP. Acara ini diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Hulu Sungai Selatan pada hari Ahad, 15 April 2012 bertempat di Gedung Kesenian Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Peserta yang hadir dari 6 kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan yaitu dari Amuntai, Tanjung, Barabai, Balangan, Kandangan dan Rantau dari berbagai kalangan yaitu Muballighah, anggota MajelisTa’lim, dan pelajar sekitar 136 orang.
Selama acara berlangsung peserta sangat antusias mengikuti paparan dari nara sumber. Pada sesi diskusi ada beberapa penanya antara lain seorang pelajar SMKN 1 Tanjung, Khairunnisa. Dia menanyakan bagaimana caranya mengajak kawan – kawan untuk berdakwah, bagaimana mengajak berjuang untuk menegakkan syari’ah & khilafah dan teguh dalam perjuangan ini. Pertanyaan ini ditanggapi oleh ketiga nara sumber yang intinya bahwa perjuangan saat ini yaitu berdakwah untuk memahamkan umat untuk menerapkan Islam tentunya penuh dengan pengorbanan seperti yang pernah dialami oleh Rasulullah. Perjuangan Rasul itulah yang menjadi metode perjuangan Hizbut Tahrir dalam mengembalikan kehidupan Islam yaitu menegakkan khilafah. Komitmen Muslimah yang dibacakan oleh Dwi Astuti Rewpa, S.Sos yang mengingatkan dan meminta kepada semua peserta kesediaannya untuk berjuang bersama – sama untuk menegakkan khilafah. Hanya khilafah yang menjadi model cemerlang bagi hak – hak dan peran politik perempuan . Acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah seorang peserta yaitu ibu Nurkhalisah an-Najwa (muballighoh dari Amuntai).