Muslimah HT Berpeluang Besar Bagi Perubahan di Indonesia

HTI Press. Intelektual Muslimah dari berbagai kampus di Surabaya, hadiri Open House Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia bersama Intelektual Muslimah Surabaya. Acara digelar di Rumah makan Tamansari Surabaya. Diantara para intelktual yang hadir. Prof. Sjamsiyah guru besar Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Wahyu Fistia Dosen ITS Surabaya, dan Anne Guttinger kandidat Doktor dari EHESS Perancis dan staf pengajar Unair, yang sedang meneliti tentang Muslimah HTI.

Retno Sukmaningrum MT anggota DPP Muslimah HTI, Hj Nida Sa’adah SE,Ak anggota DPP Muslimah HTI, Nurul Izzati S.Kom Ketua DPD Jatim Muslimah HTI, dan dr. Faizatul Rosyidah Ketua LKI Jatim mewakili Muslimah HTI untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan para peserta.

Retno Sukmaningrum MT mengatakan, Open House Muslimah HTI merupakan forum yang rutin diselenggarakan di berbagai tempat. Forum ini merupakan forum dialog dua arah yang memungkinkan peserta bertanya berbagai hal tentang Hizbut Tahrir.

Dalam sesi diskusi, para intelektual muslimah sangat antusias mengajukan pertanyaan. Seperti Ibu Umayatun dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ia menanyakan, tentang banyaknya organisasi Islam yang sering mengalami gesekan. Bagaimana upaya HT untuk merangkul semua ormas Islam supaya bisa bersatu mencapai tujuan? Pertanyaan ini dijawab Nida Saa’ah SE,Ak bahwa untuk merangkul ormas Islam maka secara pemikiran yang perlu disatukan. Ini merupakan PR besar untuk menyamakan pemikiran untuk menyatukan konsep solusi. Bukan menyatukan lembaga. Penyatuan pemikiran inilah yang akan menyatukan umat dengan sendirinya, untuk menegakkan khilafah.

Para peserta juga menanyakan tentang model pendidikan dalam Khilafah Islam. Nurul Izzati menjelaskan, fakta buruknya pendidikan saat ini karena dua faktor, secara internal dikuasai oleh sistem pendidikan pragmatis dan faktor eksternal adanya arus eksternal hegemoni negara adidaya.  Bagaimana negara menjadi maju dan terdepan, tergantung dari tsaqofah yang ditanam dan diinternalisasikan oleh umatnya. Negara Khilafah Islam punya visi eksternal menjadi negara adi daya dan visi internal menjadi khoiru ummah, yaitu umat terbaik, berkualitas terbaik, perilaku mulia, dan pemikiran terdepan.

Faizatul Rosyidah menginfrmasikan tentang agenda yang diselenggaran Hizbut tahrir Indonesia, diantaranya pada 20 Mei 2012 menggelar Konferensi Intelektual Muslimah. Peserta konferensi adalah kalangan intelektual kampus dan aktivis mahasiswa. Acara ini  sekaligus Launching Buku karya untuk Bangsa, sebagai inspirasi untuk kalangan intelektual tentang komparasi pilar sistem kapitalisme dengan pilar sistem Islam dan keunggulan sistem Islam dalam melahirkan generasi cemerlang, melalui pendidikan.

Anne Guttinger menyampaikan kesannya tentang Muslimah HT. Ia mengatakan, organisasi ini memiliki originalitas ide yang tidak ditemukan pada gerakan yang lain seperti gerakan feminis.  Muslimah HT punya peluang untuk menjadi gerakan yang memiliki kesadaran hakiki. Namun perlu dicatat, hal ini hanya akan berhasil, ketika muslimah HT mampu membumikan ide yang bersumber dari originalitas Islam, menjadi ide yang dimiliki masyarakat. Maka sudah bisa dipastikan, muslimah HT memiliki peluang besar bagi perubahan di Indonesia.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*