HTI Press, Jakarta- Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPC Ciracas menyelenggarakan Tablig Akbar lil wihdatil Ummah bertajuk merajuk Ukhuwah Demi tegaknya Kemuliaan Ummat, Sabtu (28/4) di halama Masjid Al-Muhtadun kelapa Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur. Lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari para kyai, asatidzah, santri, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, kaum muslimin dan muslimat wilayah Ciracas, Cipayung dan Pasar Rebo Jakarta Timur, bahkan ada juga yang sengaja datang dari Bekasi dan Depok.
Hujan yang sempat mengguyur tak mengendurkan semangat peserta untuk mengikuti acara demi acara. Sambutan dari Ketua DKM Al-Muhtadun, Ketua DPC HTI Ciracas, Sekretaris Kecamatan Ciracas mengawali acara setelah dibuka dengan pemutaran film yang disaksikan melalui tiga layar besar, hadrah dari para santri dan pembacaan kalam Ilahi oleh Ustadz Abu Syamil Simanjuntak.
Pembicara pertama KH. Muhidin (Pimpinan PonPes An Nuur Pamijahan Bogor) memaparkan tentang problematika yang dihadapi umat Islam saat ini dan pentingnya umat Islam agar lebih memperdalam tsaqofah Islam dan bersatu untuk menghadapi segala problematika tersebut.
“persatuan tersebut hanya terwujud dengan memegang teguh tali agama Allah dan secara berjamaah, beliau menjelaskan makna jamaah itu seperti dalam sholat yang terdiri dari seorang imam dan makmum, begitu juga umat Islam yang mesti memiliki seorang imam/pemimpin,” ujar Kiai Muhidin.
Ia menambahkan, pemimpin yang bukan dalam kategori “imaratus sufaha”; yaitu pemimpin yang tidak menerapkan apa yang dibawa oleh Rasulullah saw yaitu Al Qur’an dan Sunnah dan bukan juga pemimpin yang menerapkan ajaran Adam Smith yaitu demokrasi, sekularisme dan liberalisme.
Habib Khalilullah al Habsy, Pimpinan Majelis Imdadul Hadadi Jakarta Timur menjelaskan bahwa tidak ada keutamaan orang Arab atas ‘ajami (selain Arab) karena hanya ketakwaanlah yang dinilai di sisi Allah.
Habib Kholil mengatakan problematika umat yang rusak karena diakibat diterapkannya sistem selain Islam. Ia menegaskan hanya kembali pada Islamlah solusinya yaitu dengan berjuang menegakkan Syariah dan Khilafah yang disambut dengan takbir dari peserta yang hadir.
Ustadz Abu Umar, Ketua DPC HTI Cipayung sebagai pembicara ketiga menjelaskan tentang makna Khilafah. Menurutnya Khilafah adalah kepemimpinan umum umat Islam di seluruh dunia yang menerapkan Syariah dan yang akan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia sehingga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamiin benar-benar terwujud.
Para peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan tausiyah dari Ustadz Abu Umar tentang Khilafah sebagai sebuah kewajiban yang harus diperjuangkan dimana tegaknya adalah pasti karena itu janji Allah.
Ustadz H M. Khoir Hari Moekti menjelaskan tentang Hizbut Tahrir, sebagai sebuah partai politik yang konsisten berjuang menegakkan Syariah dan Khilafah. Berjuang bersama umat di seluruh dunia dengan tujuan untuk melanjutkan kehidupan Islam.
Beliau menyerukan pada para ahlul quwwah dan peserta yang hadir untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir menegakkan Daulah Khilafah yang disambut dengan takbir dari para peserta sebagai tanda kesadaran dan kesediaan mereka untuk ikut dalam perjuangan menunaikan kewajiban menegakkan Khilafah.
Udara malam yang dingin dikarenakan sempat turun hujan seakan menjadi hangat dengan pekikan Takbir maupun yel-yel yang dibawakan dengan apik oleh duet Ustadz Supari bersama Ustadz Salim. Sesaat setelah Duo Host ini meneriakkan “Tabligh Akbar”, spontan ribuan peserta menjawab dengan “Li Wihdatil Ummah’. Allaahu Akbar..!
Semoga ini menjadi pertanda bahwa semangat Umat Islam untuk bersatu sudah tidak terbendung lagi dan Ide Khilafah semakin membumi di negeri ini. Insya Allah masa itu semakin mendekat.
Dan akhirnya Tabligh Akbar ini pun ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Ustadz Maksum (Imam Masjid Al-Muhtadun) dan di ‘aamin’ kan oleh seluruh peserta yang hadir.[] beny
Ustadz H M. Khoir Hari Moekti
Habib Khalilullah al Habsy, Pimpinan Majelis Imdadul Hadadi Jakarta Timur
KH. Muhidin, Pimpinan PonPes An Nuur Pamijahan Bogor
Ustadz Abu Umar, Ketua DPC HTI Cipayung