Tabligh AKbar MHTI Riau: “Perempuan Bangkit dan Sejahtera dengan Syariah dan Khilafah”
HTI Press. “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!!”. GemaTakbir membahana menyambut seruan u ntuk menegakkan Syariah dan Khilafah pada acara Tabligh Akbar Muslimah ahad, 22 April 2012. Sejak pukul 07.00 lebih dari 600 peserta mulai memadati Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru, tempat acara digelar. Tema yang diangkat pada kesempatan ini adalah “Perempuan Bangkit dan Sejahtera dengan Syariah dan Khilafah”.
AcaraTabligh Akbar Muslimah diawali dengan sambutan dari ketua MHTI DPD I Riau yaitu Ustadzah Noveri Yanti, S.Hut, beliau menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen Muslimah Hizbut-Tahrir Indonesia untuk terus menyeru dan mengajak umat, kaum perempuan khususnya, agar menerapkan hukum-hukum Islam, karena pangkal penderitaan dan keterpurukan kaum perempuan saat ini akibat meninggalkan hukum-hukum Allah dan mengadopsi hukum-hukum jahiliyah.
Selanjutnya MC membawa peserta memasuki acara utama, yaitu Tabligh Akbar dalam bentuk orasi yang disampaikan oleh lima orang pembicara. Orasi pertama disampaikan oleh Ustadzah Fermi Arresterina dengan judul “Potret Buram Perempuan : Buah Busuk Penerapan Kapitalisme-Liberalisme”. Pada kesempatan ini Ustadzah Fermi memberi gambaran jelas mengenai fakta-fakta keterpurukan perempuan dibawah sistem kapitalisme. Kemudian acara dilanjutkan dengan orasi kedua oleh Ustadzah Dewi Rahayu, M.Si yang memaparkan fakta mengenai racun dibalik RUU KKG. Hampir seluruh peserta sepakat bahwa RUU KKG tersebut tidak layak dan bertentangan dengan syariah Islam, dan tidak satupun dari peserta yang setuju dengan pendapat aktivis-aktivis gender bahwa peran wanita sebagai ummu warabatul bait itu mengekang perempuan dan menjadikan kaum perempuan tertinggal dan terbelakang. JustruIslamlah yang memberikan kemuliaan bagi para perempuan karena hukum-hukumnya yang menjaga kehormatan setiap perempuan ketika diterapkan.
Suasana semakin khidmat ketika orator ketiga menyampaikan orasi yang berjudul “Khilafah: Solusi Problematika Perempuan, Keluarga dan Bangsa,” yang dibawakan oleh Ustadzah Noveri Yanti. Dalam orasinya ia menggambarkan dengan sangat j elas bagaimana Daulah Khilafah akan menjamin kehormatan dan martabat perempuan, dan bagaimana Islam yang diterapkan oleh Negara menjaga keharmonisan keluarga, serta kewajiban seorang suami mencari nafkah bagi keluarganya dan kewajiban seorang istri mengatur urusan rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Kemudian juga bagaimana Negara Khilafah nantinya mengatur pemenuhan kebutuhan rakyatnya dengan sistem perekonomian Islam.
Salah satu hal yang menarik pada acara Tabligh Akbar Muslimah ini adalah bahwa salah satu oratornya merupakan seorang dai’yah cilik, Syakira Qonitah, yang baru berusia delapan tahun namun sanga t luar biasa pemikiran dan tekadnya dalam menyampaikan Islam. Syakira yang pernah menjuarai lomba Dai’yah Cilik se-Kabupatern Indragiri Hulu Riau ini pun tak kalah semangatnya dengan para Orator lain. Syakira sendiri merupakan orator keempat dan ia membawakan materi yang berjudul “Suara Hati Anak-Anak Muslim: Selamatkan Kami dengan Syariah dan Khilafah”. Dengan gayanya yang khas, ia mengajak ibu-ibu dan peserta lainnya untuk kembali kepada hukum Islam dan meninggalkan sekulerisme, “Apakah Bunda yang ada disini tidak ingin melihat anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang shaleh??” tanyanya, “Maka mari tinggalkan sekulerisme dan kembali kepada Islam” tambahnya. Subhanallah!
Kemudian orasi terakhir disampaikan oleh Ustadzah Latifah Rahma yang memaparkan materi mengenai Tanggung Jawab Umat dalam Menegakkan Syariah dan Khilafah. Ustadzah Latifah dengan lantang menyerukan kepada hadirin untuk bersama-sama menyatukan langkah kedalam barisan perjuangan untuk mengembalikan kehidupan Islam. Karena menegakkan hukum Allah dimuka bumi ini adalah tanggungjawab bersama, yaitu individu, jamaah, dan negara. Jika salah satunya tidak bekerja, maka tIdak sempurna juga penerapan hukum Islam. Saat ini yang belum berfungsi adalah fungsi negara, karena negaralah yang memiliki otoritas terbesar dalam mencegah kemungkaran. Dan inilah yang seharusnya kita perjuangkan.
“Allahu Akbar!” hingga akhir acarapun semangat peserta tidak menurun. Hampir seluruh peserta menyatakan kerinduannya untuk hidup dibawah Sistem Islam, Daulah Khilafah Rasyidah. Para pesertapun berkomitmen untuk ikut berjuang menegakkan Syariah Islam dibawah Naungan Khilafah.[]