GEMA Pembebasan Surabaya: Tolak Liberalisasi Pendidikan

HTI Press, Surabaya- Tolak Liberalisasi Pendidikan “RUU PT Bukti Imperialisme Asing Hancurkan Anak Bangsa”. Itulah tema aksi damai Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Surabaya, Rabu (2/5) bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Dalam press release yang dibagi-bagikan kepada para pengguna jalan, pihak kepolisian, dan wartawan yang meliput, ketua Gema Pembebasan Surabaya, Dian Julianto Wahyudi mengingatkan mengingatkan seluruh komponen masyarakat, khususnya mahasiswa atas bahaya Rancangan Undang-undang Pendidikan Tinggi (RUU PT) yang sedang digodok oleh pemerintah dan DPR.

RUU PT berbahaya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, RUU PT melegitimasi pemerintah untuk melepaskan tanggung jawab terhadap pendidikan. Meski dalam pasal 87 disebutkan pemerintah bertanggungjawab terhadap pendanaan pendidikan yang dialokasikan dalam APBN, namun pasal-pasal lainnya justru mendorong keterlibatan masyarakat dalam pendanaan. Disamping itu, fakta di lapangan menunjukkan tanggungjawab pemerintah terhadap pendanaan hanyalah sekitar 2,5% saja dari total keseluruhan pendanaan perguruan tinggi. Itu belum dibagi dengan jatah untuk penelitian, pengabdian, dan lain-lain. Lantas, tinggal berapa jatah untuk anak bangsa dalam pendidikan?

Kedua, RUU PT semakin membuka lebar kesempatan bagi asing untuk mencengkeram dan menjajah pendidikan di Indonesia. Jika RUU ini disahkan, penjajahan asing tidak hanya meliputi pendanaan pendidikan melalui hutang atau hibah bersyarat, namun juga meliputi aspek pemikiran dan kurikulum, dan berikutnya seluruh aspek kehidupan. Pasal 94 Bab VI dengan gamblang menyebutkan bahwa perguruan tinggi negara lain dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di Indonesia. Disebutkan bahwa pendirian perguruan tinggi asing wajib bersifat nirlaba.

Namun alangkah konyolnya jika ada perguruan tinggi asing jauh-jauh datang dan ”berinvestasi” di Indonesia tanpa mengharapkan return, sementara mereka sudah mengeluarkan dana dalam jumlah besar. Setidaknya, kalau bukan laba yang bersifat langsung, pastilah return yang bersifat jangka panjang (long term). Pendidikan yang diselenggarakan akan mencetak anak-anak bangsa menjadi kaki tangan penjajah. Ketika tiba saatnya bagi mereka untuk memimpin dan mengelola negeri ini, mereka rela menyerahkan minyak kepada asing, mereka rela memberikan emas, bahkan mereka rela untuk menjual negerinya sendiri demi kepentingan negara-negara penjajah dan korporasi global. Ini tentu sangat berbahaya! []Mediaumat.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*