Dalam pandangan Hizbut Tahrir , rezim Surian pasti akan tumbang dan oposisi merupakan agen Barat, Saudi dan Qatar. Hizbut Tahrir menegaskan tentang kewajiban penegakan Negara Islam di Suriah. Sementara itu, intervensi asing hanya melayani musuh-musuh Islam.
“ Tidak bisa dibayangkan, Negara Khilafah tanpa keikutsertaan Suriah Raya. Tidak ada tempat lain di muka bumi ini yang memiliki kemulian, harga diri, dan status setelah Mekkah dan Madinah, kecuali Suriah,” demikian tegas Hizbut Tahrir Suriah seperti yang diberitakan al Akhbar (3/05)
“ Bicara revolusi, haruslah revolusi Islam, Islam merupakan pilar dan sentral gravitisi”, ujar Hisham al Baba, anggota Komite Media Sentral Hizbut Tahrir di Tripoli.
Hashim Baba yang berasal dari Suriah menyampaikan hal ini dalam konferensi yang diorganisir oleh Hizbut Tahrir yang berjudul : Revolusi umat, upaya untuk menggagalkannya dan kepastian Proyek Islam
“Umat [negara Islam] telah benar-benar dianiaya dan demikian juga orang-orang Suriah,” kata Baba. Suriah Raya (Greater Syria), menurut Hizbut Tahrir, meliputi Suriah (saat ini), Libanon, Yordania, Palestina, Siprus, dan Sinai.
Baba mengkritik media Arab dan Barat yang mengabaikan keberadaan Hizbut Tahrir dan menutup perannya. Baba mengatakan kepada Al-Akhbar , Hizbut Tahrir telah ada di Suriah sejak lama dan telah menjadi target pelarangan rezim Baath.
Hizbut Tahrir tidak mengakui rezim yang memerintah umat Islam di luar aturan Syariah. Baba tidak menerima rezim yang mengklaim sebagai Islam tetapi menggabungkan Islam dengan ide-ide Barat.
“Islam tidak dapat dijalankan secara sempurna kecuali dengan menjaganya secara ketat agar tidak bercampur dengan ide-ide lain yang bertentangan dengan Islam. Tidak ada solusi selain Khilafah Islam yang akan membawa keadilan”, ujarnya.
Hizbut Tahrir memiliki sejarah panjang di Suriah saat berhadapan dengan rezim Ba’ath. Pada tahun 1980-an ketika terjadi konflik antara rezim Suriah dengan al Ikhawanul al Muslimun, Hizbut Tahrir juga memiliki peran yang tidak kecil. Banyak anggota Hizb ditangkap oleh rezim bengis Assad.
Baba, seorang pria tenang dan berusia 40 tahun menjelaskan banyak yang tertipu saat pemberontakan pecah di Houran, Suriah. ” Satu tahun setelah pemberontakan tersebut, ia percaya bahwa “orang yakin bahwa ini adalah perjuangan ideologis dan bahwa mereka melancarkan perang terhadap revolusi karena revolusi ini mengangkat panji-panji Islam.”
Menurut Baba, Hizbut Tahrir telah menunjukkan kehadiran yang kuat dalam revolusi di Suriah. Tampak dari ide-ide yang dituntut (berupa syariah dan Khilafah), spanduk-spanduk, slogan dan nyanyian para pemuda dalam setiap aktifitas mereka dan setiap kesabaran mereka di seluruh Suriah “, ujarnya
Baba mengkritik media Arab dan Barat untuk mengabaikan keberadaan Hizbut Tahrir dan menyembunyikan perannya. Sama seperti “Komite Koordinasi Revolusi di awal revolusi berusaha mencoba untuk mengucilkan anggota Hizb.” Kami sabar dan bertahan, tapi kami tidak menyerah.”
Partai ini yakin bahwa pilihan rakyat adalah Islam. “Waktu telah membuktikan bahwa sekuler, komunis, dan penganut pemikiran sekuler tidak memiliki popularitas dalam opini publik Suriah. Denyut nadi perjuangan ini adalah Islam,” katanya.(AF/al-akhbar.com)