TalkShow Guru DIY “Khilafah Mencetak Generasi Cemerlang Dengan Pendidikan Berkualitas”
HTI Press. “Generasi yang cemerlang dan berkepribadian tentu suatu hal yang didambakan oleh setiap bangsa. Karena ditangan generasilah estafet pembangunan akan diteruskan. Namun kenyataan berbicara bahwa bangsa ini masih menyimpan banyak sekali permasalahan yang menerpa generasi muda. Mulai masalah kecurangan saat ujian, kekerasan dan kriminalitas, serta seks bebas masih mewarnai dunia generasi muda. Sehingga kita dihadapkan pada dilema, disatu sisi kita berharap dapat terlahir generasi yang cemerlang, namun disisi lain kita dihadapkan pada generasi sekarang yang sangat jauh dari kualitas cemerlang, untuk mendapatkan kepemimpinan pengganti yang lebih baik dari yang ada sekarang yang mampu memimpin bangsa, tidak mudah kita dapatkan saat ini. Oleh karena itu pentingnya peran guru bagi terbentuknya generasi kepemimpinan yang berkualitas dan shohih”. Demikian pembukaan yang disampaikan Siti Muskhlihati, M.Si selaku Ketua Muslimah HTI DPD I HTI DIY dalam Talkshow Guru dan Diskusi Meja pada Sabtu (12/5/2012) di Yogyakarta. Acara yang dihadiri oleh sekitar 50 orang Guru dari berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) & Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Yogyakarta ini mengambil tema “Meretas Jalan, Mencetak Generasi Cemerlang” .
Seminar yang dipandu Ustadzah Sukiyaki Satuhu, SEI tersebut menghadirkan Dra. Sri Maryani, M.Pd (Pakar Pendidikan Yogyakarta) sebagai pemateri pertama & Ustadzah. Meti Astuti, SEI, MEI (Anggota Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia) sebagai pemateri kedua. Dalam materinya, Dra. Sri maryani, M.Pd memaparkan tentang potret pendidikan & generasi bangsa saat ini. Dalam dunia pendidikan saat ini akan sulit didapatkan pendidikan yang berkualitas dan murah, sarana dan prasarana yang tidak merata, serta kualitas dan kesejahteraan pendidik yang tidak merata, ditambah dengan keadaan generasi kita saat ini yang sangat menyukai budaya instan, kurang peduli dan tidak menghargai orangtua, melakukan sesuatu dengan orientasi materi/uang, maniak hiburan (musik & film), temperamental, perilaku asusila & kriminal, dan jauh dari islam. Fakta-fakta inilah yang kemudian menjadi PR bagi para pendidik untuk dapat mengatasinya melalui pendidikan yang berkualitas yang diberikan di sekolah.
Kesempatan berikutnya, Ustadzah Meti Astuti, SEI, MEI sebagai pembicara kedua, membuka materinya dengan memaparkan contoh contoh generasi gemilang terdahulu saat Khilafah berjaya seperti muhamad Al fatih sang pembebas konstatinopel (Turki) yang memiliki kualitas yang sangat luar biasa, seorang ahli perang, menguasai tujuh bahasa, memiliki etos kerja dan semangat yang sangat tinggi, serta tingkat ketaqwaan yang tinggi. Selain Al Fatih ada banyak generasi cemerlang yang juga dihasilkan pada masa keemasan Khilafah seperti Al Khawarizmi penemu angka nol, Al Farabi penemu nada (do re mi), Ibnu Firnas penemu aerodinamik (prinsip peswat terbang), Ibnu Sina sebagai bapak ilmu kedokteran dan Ibnu Haitam penemu bidang fisika dan alat optik. “Bagaimana para generasi gemilang ini bisa memiliki kecerdasan spritual dan intelektual yang berkualitas?” tanya Ustadzah Meti. Mereka di didik dengan sistem pendidikan Islam yang berkualitas yang mampu membentuk manusia yang berkarakter yaitu : 1. mereka memiliki syaksiyah islam yang bagus (berpola pikir dan berpola sikap islam); 2. bertsaqofah islam; 3. mereka menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti sains dan teknologi; dan 4. memiliki ilmu kehidupan ketrampilan yang memadai. ” Oleh karena itu untuk mencetak generasi berkualitas tersebut ditentukan oleh optimalisasi peran pendidik yang melakukan proses pendidikan, pengarahan, pembinaan, & keteladanan terhadap para siswanya melalui pendidikan islami dengan menerapkan sistem pendidikan islami secara menyeluruh ” sambung Ustadzah Meti.
Acara yang berakhir pada pukul 15.30 ini, diakhiri dengan ajakan untuk mengupayakan adanya pendidikan yang melahirkan generasi berkualitas, dengan meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik yang berbasis aqidah Islam sehingga memiliki kepribadian Islam yang amanah, Kafa’ah/Profesional dan himmah (etos kerja), senantiasa mengaitkan ilmu yang diajarkan dengan Islam serta mengajak para guru berjuang bersama Muslimah HTI agar sistem pendidikan yang islami dapat segera diterapkan saat ini yang kelak dapat menyelamatkan generasi islam dan generasi dunia. (mhti diy)