Pemerintah AS menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk mendeklarasikan kegagalan upaya utusan PBB dan Arab untuk Suriah, Kofi Annan, meskipun dua ledakan besar telah mengguncang ibukota Damaskus
Rice mengatakan bahwa Washington tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas pemboman Damaskus. Namun Rice menekankan pada akhirnya bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab atas peningkatan kekerasan selama tahun lalu. Rice mengatakan: “Kami melihat beberapa bukti peningkatan berbagai aktivitas kelompok radikal, dan mungkin apa yang terjadi hari ini merupakan salah satu indikasi dari semua itu.”
*** *** ***
Apa yang terkandung dalam pernyataan pers tentang hasil pengamatan Amerika terhadap berbagai aktivitas orang-orang yang disebutnya sebagai kelompok radikal, di mana Amerika mengungkapkan bahwa ada eskalasi kegiatan mereka dengan bukti berbagai insiden pemboman di Damaskus, yang kemudian pemboman ini dinilainya sebagai indikasi akan eskalasi aktivitas kelompok radikal, adalah upaya telanjang menghubungkan mereka yang disebutnya dengan kaum fanatik dengan insiden pemboman di Damaskus dan daerah lainnya. Hal ini sangat kontradiksi dengan perkataan Rice bahwa Washington tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas pemboman Damaskus
Artinya bahwa Washington sedang mencoba untuk melekatkan tuduhan pemboman mematikan yang kejam itu kepada mereka yang disebutnya sebagai kelompok radikal. Hal ini pasti sejalan dengan sikap resmi Suriah dan usahanya untuk mengarahkan tuduhan pada kelompok-kelompok bersenjata yang dibuat oleh rezim Assad yang sudah sekarat.
Hal itu juga sejalan dengan berbagai pernyataan politik Rice, disertai oleh pernyataan dari para pemimpin militer AS yang memperingatkan keberadaan organisasi-organisasi teroris yang beroperasi di Suriah, bahwa organisasi-organisasi teroris inilah yang berada di belakang semua insiden pemboman.
Kelompok radikal itu dalam pandangan Amerika adalah rakyat Suriah yang menolak rezim Assad dan alternatif sekuler, dan bercita-cita untuk membangun sistem Islam yang hak dan adil menggantikan kezaliman keluarga Assad yang menjadi antek Barat.
Dengan merangkai pemahaman politik dari jalannya peristiwa di Syam dapat diketahui siapa yang beruntung dari pemboman ini. Dalam hal ini, rezim Assad adalah satu-satunya yang mencoba untuk mencampur semua masalah yang dapat mewujudkan harapan untuk bisa bertahan, sekalipun untuk tujuan itu ia harus mengorbankan orang-orang tak bersenjata di antara warga Damaskus, Aleppo dan lain-lainnya.
Memang, revolusi Syam adalah revolusi yang diberkati. Sungguh, revolusi telah membongkar kelompok perlawanan di balik rezim Suriah; dan menunjukkan realitas hubungannya dengan Barat dan Amerika, serta bersembunyi di balik kebohongan kelompok perlawanan yang bekerja untuk kepentingan Barat; juga membuka topeng wajah yang brutal Amerika dan keterlibatan internasional untuk memenangkan pihak rezim dan memberikan batas waktu dengan harapan mampu menekan suara revolusi yang lahir dari semangat Islam, dan mewujudkan kelangsungan dominasi Amerika di Suriah, walaupun harus melalui wajah-wajah baru yang pasti sejalan dengan sikap Amerika dan kebijakan imperialismenya.
Sungguh telah terbongkar banyak celah dan sikap-sikap jahat rezim, serta siapa mereka yang berdiri di belakangnya. Namun yang paling menonjol dalam berita ini adalah terkait aliansi suci antara penjajah Amerika yang brutal dengan antek pengikut Assad.
Dengan izin Allah, Syam akan menjadi penentu runtuhnya hegemoni Amerika di wilayah ini secara keseluruhan. Oleh karena itu, bagaimana pun kuatnya dukungan Amerika pada anteknya, Bashar al-Assad, bahwa fajar pembebasan telah datang, dan kehancuran rezim tiran merupakan hal yang tak terelakkan [Abu Basil].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 19/05/2012.