HTI Press. Bogor. “Sumber daya alam di Indonesia saat ini banyak yang di eksport keluar negeri untuk kepentingan asing daripada untuk kepentingan rakyat,” tegas Ustadz Ir Arif Billah tatkala menyampaikan materinya dalam Dirosah Syahriyyah Ammah (DSA), Ahad (20/5) di Kantor DPD II HTI Kota Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, ketika terjadi salah urus dalam pengelolaan SDA maka rakyat makin sengsara. Sebab, keuntungan besar hasil pengelolaan SDA yang seharusnya bisa digunakan untuk menyediakan kebutuhan pokok masyarakat seperti pendidikan, pengobatan, perumahan, pakaian dan yang lain secara memadai akhirnya justru dirampok oleh pemiliki kapital. “Ini adalah bentuk kedzaliman dan tidak sesuai dengan syariat Islam,” beber redaktur pelaksana majalah politik dan dakwah, Al-Wa’ie, tersebut.
Acara yang diikuti sekitar 40 kyai pimpinan pondok pesantren, pengisi majlis ta’lim dan para asatidz ini, Ustadz Arif secara panjang lebar menjelaskan sistem Islam mengatur SDA. Menurutnya, dalam pandangan Islam, SDA yang jumlahnya melimpah wajib dikelola oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Haram hukumnya bila diprivatisasi.
“Setelah memahami fakta dan solusi yang Islam berikan, kami berharap para kyai, ulama, asatidz dapat ikut bergerak bersama kami memberikan pemahaman dan pencerahan pada umat bahwa ketika sistem dan aturan yang diterapkan bukan Islam maka akan membuat umat ini terpuruk,” pintanya.
Pada akhir acara, Koordinator LKU Kota Bogor Ustadz Asep mengajak peserta DSA untuk mengikuti Konferensi Tokoh Umat [KTU] yang akan digelar pada Kamis, 21 Juni 2012 di Jakarta.
Peserta DSA begitu antusias mengikuti acara bulanan ini. “Acara seperti ini harus terus diadakan, karena secara jelas memberikan fakta dan kajian hukum syara’nya,” ujar Pimpinan Ponpes Darul Qur’an, Cisarua, Bogor KH Lukman. Bahkan KH Lukman secara pribadi siap untuk berangkat ke KTU serta akan mengajak kyai yang lain untuk ikut serta. Beliaupun secara khusus mendoakan agar HTI tetap istiqamah dalam perjuangannya.[]
Ust Arif Billah menyampaikan materi
Memang perlu penjelasan analisis dgn menghadirkan fakta yang ada..agar ulama-ulama kita tidak terbawa oleh arus negara kapitalis….