Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Kudus mendukung langkah aparat yang melarang pementasan artis dari negeri paman Sam, Lady Gaga. Pasalnya, penyanyi tersebut dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap pembangunan bangsa dan bahkan kontraproduktif terhadap upaya membangun kharakter generasi muda.
Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Kudus, Agung Dwi Nurcahyo, menyatakan itu Jumat (18/5). Menurutnya, lirik-lirik yang dibawakan dinilai mengandung nilai-nilai yang dapat merusak moralitas generasi muda.
”Ini adalah bagian dari kapitalisasi seni, sehingga cenderung mengarah pada eksploitasi seni untuk meraup keuntungan yang besar,” katanya.
Disinggung apakah pelarangan tersebut tidak bertentangan dengan kebebasan berkesenian, Agung menolak anggapan itu. Berdasarkan pendapatnya, berkreasi dan berkesian tentu boleh-boleh saja. Hanya saja, tidak boleh melanggar nilai-nilai ajaran agama.
”Apalagi bila kemudian dengan mengorbankan moralitas generasi muda hanya karena ingin meraup keuntungan finansial semata, tentu tidak dapat dibenarkan,” paparnya.
Meskipun begitu, pihaknya tentu menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat keamanan yang berhak memberikan legalitas pengamanan konser. Pada akhirnya, mereka yang akan memutuskan hal itu. ”Kita kembalikan saja kepada mereka untuk memutuskannya,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari komponen masyarakat, pihaknya berharap agar konser-konser yang dikembangkan pada masa mendatang tidak melanggar nilai-nilai agama. Dia bahkan mengusulkan acara yang digelar dapat diarahkan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ”Itu akan banyak membawa manfaat,” tandasnya. (suaramerdeka.com, 18/5/2012)