FORMUDA: Islam Melahirkan Generasi Cemerlang Dengan Pendidikan Berkualitas
HTI Press, Jember. Pendidikan sejatinya adalah proses meningkatkan taraf berfikir dan mengubah tingkah laku. Namun, kenyataannya kondisi generasi yang lahir dari sistem pendidikan saat ini sangat memprihatinkan. Topik inilah yang menjadi perbincangan dalam Forum Muslimah untuk Peradaban yang diselenggarakan oleh Muslimah HTI Jember (20/05). “Money oriented, individualis dan hedonis!” tegas Zahidah, aktivis MHTI yang hadir sebagai pembicara. Kalaupun ada anak-anak yang berprestasi, mereka pada akhirnya bekerja untuk kepentingan asing di negeri ini, sadar atau tidak. Para guru pun sebenarnya adalah pihak yang dipaksa untuk menjalankan sistem pendidikan yang asasnya sekulerisme. Ditanya tentang penyebab kegagalan pendidikan melahirkan generasi berkualitas, Zahidah menerangkan bahwa pendidikan saat ini mengalami disorientasi. Fungsinya sudah bukan lagi melahirkan generasi berkualitas tetapi lebih kepada memenuhi target pasar sesuai tuntunan globalisasi. Sementara hakikat globalisasi adalah kapitalisasi.
Forum yang dihadiri sekitar 50 guru ini juga membahas keunggulan sistem pendidikan Islam. Islam menjanjikan pendidikan berkualitas termasuk jaminan bagi para guru. Nadzifah, aktivis MHTI, memberi contoh bagaimana Khalifah Umar bin Khattab menggaji guru TK sebesar 15 dinar setara 26 juta rupiah. Peserta pun antusias mengikuti pemaparan termasuk darimana pembiayaan pendidikan itu diperoleh. Sayangnya, system pendidikan semacam ini tidak bisa diterapkan dalam pemerintahan sekuler. “Model pemerintahan yang mampu menerapkan system pendidikan islam adalah Khilafah,” tegasnya. Mayoritas peserta yang hadir pun sepakat dan mendukung perbahan ke arah Khilafah.[]
Pendidikan Islam sebagai salah satu subsistem dalam Khilafah, bersinergi dengan subsistem lainnya (politik, ekonomi, hukum, sosial), akan menyelamatkan generasi dari sekulerisme dan turunannya