Dalam sebuah langkah yang telah direncanakan, maka pada hari Sabtu (26/5) parlemen Afghanistan menyetujui kesepakatan untuk mempertahankan keberadaan pendudukan Amerika di negara itu selama sedikitnya sepuluh tahun setelah ditariknya sebagian besar pasukan tempur asing pada tahun 2014.
Daud Kalkani seorang anggota parlemen dari Kabul mengatakan: “Semua ini dilakukan adalah untuk kepentingan Afghanistan.” Ia menambahkan bahwa sidang pemungutan suara di parlemen ini dihadiri sekitar 180 anggota, dan hanya empat suara saja yang menentang perjanjian tersebut, demikian menurut Reuters.
Kesepakatan -yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Kabul pada tanggal 2 Mei-menetapkan peran Amerika dalam jangka panjang di Afghanistan, termasuk dalam kaitannya dengan berbagai bantuan dan para penasihat.
Presiden Prancis Francois Hollande telah sampai di ibukota Afghanistan, Kabul dalam kunjungan dadakan yang berlangsung beberapa jam, untuk memeriksa pasukan Prancis. Dalam kunjungannya itu, ia didampingi oleh Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, dan Kepala Staf Militer Laksamana Edouard Guillaud..
Hollande telah memutuskan untuk mempercepat penarikan pasukan tempur Prancis dari Afghanistan pada akhir 2012.
Presiden Prancis Hollande, yang juga menyandang status Komandan Angkatan Bersenjata, menjelaskan bahwa ia sangat ingin mengunjungi Afghanistan untuk “menjelaskan sendiri” kepada tentara Prancis, mengapa ia memutuskan untuk mempercepat penarikan mereka?
Francois Hollande, Presiden Prancis mengumumkan dari Pangkalan Militer Nijrab di Provinsi Kapisa-di mana sebagian besar tentara Prancis yang ada di Afghanistan ditempatkan-bahwa penarikan pasukannya dari Afghanistan akan dilakukan “sesuai kesepakatan dengan Sekutu”, khususnya Presiden AS Barack Obama.
Hollande menambahkan bahwa “Keputusan (keputusan penarikan pasukan) ini adalah sebuah bentuk kedaulatan saya. Sebab, hanya Prancis saja yang dapat mengikat Prancis. Dan hal ini, akan diterapkan sesuai kesepakatan dengan sekutu kami, terutama Presiden Obama yang begitu memahami alasan, serta konsultasi dengan pihak berwenang Afghanistan.”
Hollande melanjutkan bahwa “Ancaman teroris yang menargetkan wilayah kami dan wilayah sekutu kami, seperti Afghanistan belum sepenuhnya hilang. Namun sebagian telah diblokirnya. Prancis akan terus menjaga hubungannya dengan negara ini, dan kami akan melanjutkan proyek pengembangan kami.”
Hollande menegaskan bahwa “Bukan hak Sekutu untuk menentukan masa depan Afghanistan. Namun rakyat Afghanistan-rakyat Afghanistab sendiri-yang menentukan jalan hidupnya, yang akan dipilihnya secara bebas.” (islammemo.cc, 26/6/2012).