Pendidikan Karakter Kebangsaan adalah Lagu Lama
Bojonegoro, HTI Press. “Pendidikan karakter kebangsaan hanyalah lagu lama yang dinyanyikan kembali.” Demikian papar Mu’jizzatin di depan para pendidik se-Bojonegorodalam seminar guru yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Bojonegoro pada Ahad (20/5).
Seminar yang mengangkat tema Mengukur Efektivitas Pendidikan Karakter Kebangsaan Dalam Menghasilkan Generasi Berkualitas ini diselenggarakan di Aula SMKN 2 Bojonegoro. Seminar ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Mu’jizatin Fadiana, S.Si, M.Pd. seorang praktisi pendidikan SMPN 3 RSBI Tuban dan Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban. Dan Khoirin Nisa,S.Pd anggota MHTI DPD II Bojonegoro dan praktisi pendidikan SMPN Kepoh Baru.
Acara ini diikuti oleh sekitar 50 orang peserta yang berasal dari kalangan pendidik (guru) MI, SMP dan SMA/MA yang tersebar di berbagai wilayah di Bojonegoro. Dipandu oleh moderator Ibu Kusmiah, Ibu Mu’jizatin selaku pembicara pertama menyampaikan materi Potret Buram Pendidikan vs Pendidikan Karakter Kebangsaan. Inti dari pemaparan materi beliau adalah bahwa pada faktanya pendidikan di Indoneia adalah sistem pendidikan sekuler dimana banyak kasus yang menimpa generasi saat ini seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, geng motor, pergaulan bebas, video porno dan masih banyak hal-hal lainnya. Berbagai kalangan pun akhirnya mempertanyakan konsep pendidikan yang paling baik untuk mengarahkan generasi muda tersebut agar lebih santun dan bermoral baik. Lalu muncullah konsep pendidikan karakter sebagai jalan menuju pembentukan karakter peserta didik sehingga diharapkan mampu menyelesaikan persoalan generasi muda yang sudah luntur nilai-nilai kesantunannya tersebut. Menurut beliau, pendidikan karakter kebangsaan adalah lagu lama yang dinyanyikan kembali, karena hal ini sudah dicanangkan sejak masa Orde Lama. Sesungguhnya, menurut beliau pendidikan berkarakter bukan dilakukan by given tapi harus melalui proses. Pendidikan sekuler itulah yang justru menjadi permasalahan utama dalam sistem pendidikan di negeri ini.
Sesaat sebelum dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua, para peserta disuguhi tayangan video yang menggambarkan berbagai kasus yang menimpa generasi muda saat ini. Para peserta tampak begitu serius mengikuti acara ini. Pada pemaparan materi kedua ini moderator memberi pengantar mengenai sejumlah pertanyaan bahwa sistem pendidikan seperti apa yang bisa menghasilkan generasi berkualitas? Tak menunggu lama Ibu Khoirin Nisa, S.Pd menyampaikan materi kedua dengan tema Khilafah: Sistem Pendidikan Berkualitas Pencetak Generasi Cemerlang. Beliau mengawali pemaparan dengan mengungkapkan bahwa pendidikan ibarat sebuah pabrik yang ditunjang oleh SDM yang berkualitas sehingga menghasilkan negara yang bermartabat. Dan bahwa dalam sejarah peradaban Islam telah membuktikan bahwa banyak sekali para ilmuwan besar yang lahir dari peradaban agung ini, seperti para shahabat Abu Ubaidah, Aisyah binti Abu Bakar, Ibnu Hayyan dijuluki sebagai bapak kimia, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi para ilmuwan Muslim yang justru menjadi rujukan para ilmuwan Barat modern saat ini.
Struktur kurikulum menurut pandangan Islam adalah aqidah yang pertama kali diajarkan sebelum memberikan materi tsaqofah lainnya. Dan pelaksanaan pendidikan ini ada di bawah tanggung jawab tiga komponen, yaitu negara, masyarakat dan indivu/keluarga. Ketiga elemen ini harus bersinergi membangun pendidikan yang ideal bagi generasi berkualitas. Semoga seminar guru ini menambah wawasan dan pemahaman bagi para pendidik dalam menjalankan amanahnya sebagai salah satu sosok yang turut bertanggung jawab dalam menghasilkan generasi yang berkualitas sesuai dengan tuntunan Islam dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. []