Refleksi 6 Tahun Gempa Yogya, Momen Tepat Kembali pada Syariah Islam
HTI Press. Pengajian Akbar, Doa dan Dzikir Bersama “Refleksi 6 Tahun Gempa Yogya” yang digelar oleh Pengajian Keluarga Sakinah HTI se-Kabupaten Bantul pada Minggu (27/5) bertujuan untuk mengingatkan kembali warga Bantul, khususnya ibu-ibu dan remaja putri untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, taat pada syariah-Nya.
“Gempa yang telah terjadi 6 tahun lalu merupakan peringatan dari Allah kepada manusia supaya manusia selalu ingat kepada-Nya dan bertobat atas semua dosa-dosa” demikian Ustadzah Titin Erliyanti, S.Pd. dalam ceramahnya di depan 800-an ibu-ibu dan remaja putri peserta pengajian sakinah.
Lebih lanjut Ustadzah Lies Arifah, M.Pd. mengatakan bahwa bertobat harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. “Tobat nasuha, dilakukan dengan cara menyesali perbuatan dosa, mohon ampun pada Alloh dan berjanji tidak akan mengulangi kembali perbuatan dosa tersebut”, paparnya. Namun tobat ini juga hendaknya disertai dengan kesungguhan untuk menjadikan diri sebagai orang yang bertakwa. “Tapi agaknya sulit untuk menjadi orang yang bertakwa, jika lingkungan tidak mendukung”, ungkap Lies Arifah. Oleh karena itu mesti diupayakan ada masyarakat yang bertakwa, dan negara yang bertakwa. “Masyarakat dan negara yang bertakwa adalah masyarakat dan negara yang taat serta menerapkan syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah.” Tandas Lies Arifah mengakhiri ceramahnya.
Pengajian yang berlokasi di Masjid Manunggal, Bantul ini diawali dengan tayangan film dokumenter gempa, dan ditutup dengan doa serta dzikir bersama.[]
Subhanallaah…
MHTI luar biasa!
Alhamdulillah….
Alhamdulillah semoga pengajian ini dapat semakin mengopinikan urgensi syariah dan khilafah di tengah masyarakat Bantul…
gempa = teguran Allah swt..
saatnya kembali pada Islam kaffah..