Para anggota Dewan yang duduk di kursi empuk atas nama menjalankan aspirasi rakyat kerap kali tidak menjalankan kewajibannya tersebut. Di tengah-tengah rapat yang membicarakan nasib rakyat, anggota Dewan kerap tertidur atau bahkan asyik berbicara sendiri dengan rekannya.
Hal itu juga terjadi saat Rapat Paripurna tentang Penyampaian Pidato Gubernur tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur 2007-2012 pada Kamis (7/6/2012) ini. Nyaris para anggota Dewan yang hadir dalam Ruang Paripurna tersebut tidak memperhatikan pidato yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Obrolan para anggota Dewan ini seakan tidak pernah selesai. Entah apa yang menjadi obrolan hangat saat itu.
Bahkan, banyak kursi anggota Dewan yang juga kosong tak berpenghuni. Ada juga anggota Dewan yang malah sibuk bertelepon ria. Seharusnya hal tersebut tidak terjadi saat seorang pimpinan daerah tengah mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat.
Memang, saat Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan keberhasilan program kerjanya, sejumlah anggota Dewan bertepuk tangan dengan riuh. Namun, setelah itu mereka kembali lagi berbincang dengan rekannya sesama anggota Dewan. Bahkan, para petinggi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun tampak tertidur saat mendengarkan pidato ini.
Pemandangan seperti itu sebenarnya tidak layak terjadi. Pasalnya, mereka duduk di ruangan dingin dan kursi empuk dengan insentif yang besar itu atas nama rakyat. Namun, yang terjadi hampir di setiap rapat anggota Dewan adalah ketidakpedulian mereka terhadap rakyat yang selalu menuntut keadilan. (kompas.com, 7/6/2012)
namanya juga wakil rakyat. yang diwakilkan adalah untuk yang enak-enak. sedangkan yang tidak enak buat rakyat saja.B’tul??